REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (2/11) pagi ini menguat, Kurs rupiah menguat 41 poin menjadi Rp 15.086 dibandingkan sebelumnya Rp 15.127 per dolar AS.
Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan penguatan euro yang mampu mengimbangi apresiasi Dolar AS seiring dengan sentimen internal di Uni Eropa cukup memberikan sentimen positif bagi terapresiasinya rupiah. "Masih adanya sejumlah sentimen positif, selain daripada inflasi juga diharapkan dapat membantu penguatan Rupiah," ujar Reza.
Laju rupiah sebelumnya mampu mengalami kenaikan. Bahkan kenaikan tersebut di atas perkiraan sebelumnya. Rilis inflasi Oktober yang berada di angka 0,28 persen (month on month) dianggap masih rendah sehingga memberikan sentimen positif pada rupiah.
Selain itu, sentimen dari disepakatinya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 dengan defisit fiskal disetujui di bawah 2 persen yang dibarengi dengan penurunan imbal hasil dan adanya peluncuran implementasi Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) oleh BI yang diharapkan menahan gejolak rupiah memberikan sentimen positif tambahan pada rupiah.
Dari global, kemajuan yang diperoleh dari perundingan Brexit antara Uni Eropa dan Inggris serta meningkatnya data Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) Uni Eropa berdampak positif terhadap posisi euro sehingga turut berimbas pada penguatan rupiah.