Jumat 02 Nov 2018 21:38 WIB

KNKT: Flight Data Recorder JT610 Masih Dikeringkan

Pengeringan membutuhkan waktu dua hari.

Petugas mengangkat kotak hitam (black box) Pesawat Lion JT-610 dari laut di perairan Karawang saat konferensi pers di KR Baruna Jaya 1, Jawa Barat, Kamis (1/11).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Petugas mengangkat kotak hitam (black box) Pesawat Lion JT-610 dari laut di perairan Karawang saat konferensi pers di KR Baruna Jaya 1, Jawa Barat, Kamis (1/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyatakan bagian kotak hitam, yakni Flight Data Recorder (FDR) pesawat Lion Air JT 610 masih dalam proses pengeringan sebelum data di dalamnya dapat diunduh.

"Sekarang ini dalam proses pengeringan. Pengeringan membutuhkan waktu seharusnya 2x24 jam," kata Investigator Kecelakaan Penerbangan KNKT Ony Soerjo Wibowo dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (2/11).

Ony memaparkan setelah FDR diangkat dari perairan, bagian kotak hitam tersebut harus dilakukan perawatan supaya informasi atau alat-alat elektronik di dalam memori bersih dari unsur laut dan dapat diunduh. Sebelum melewati proses pengeringan, Tim Recorder KNKT telah menganalisa dan memastikan "Crash Surviveable Memory Unit" (CSMU) yang ditemukan pada Kamis (1/11) adalah bagian dari FDR pesawat Lion Air bernomor registrasi PK-LQP atau penerbangan JT 610.

Tim Recorder KNKT yang disaksikan oleh perwakilan Amerika Serikat dari National Transportation Safety Board (NTSB) dan Singapura Transport Savety Investigation Bureau (TSIB) melakukan proses pembersihan dan recovery CSMU tersebut di laboratorium recorder KNKT, Jakarta. Ony berharap proses pengeringan menggunakan alat bantuan dapat bekerja maksimal sehingga data dalam FDR yang berisi informasi penerbangan seperti kecepatan, ketinggian, maupun pembacaan perangkat avionik pesawat dapat segera diunduh.

"Kalau sudah kering, dilakukan pengunduhan data. Mudah-mudahan download tidak lebih dari dua jam, seperti copy data dari flashdisk ke komputer kita. Sesederhana itu," ungkapnya.

Sementara itu, bagian kotak hitam lainnya, yakni Cockpit Voice Recorder (CVR) yang merekam aktivitas komunikasi pilot dan co-pilot hingga kini masih dalam pencarian tim penyelam yang berjumlah sekitar 40 orang. Baik FDR dan CVR memiliki fitur pemancar sinyal yang ditangkap oleh perangkat pencari dalam bentuk bunyi ping. Pemancar ini dapat bertahan memancarkan bunyi hingga 30 hari sejak pertama kali aktif.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement