REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Saat ini, ulama perempuan di kalangan Muhammadiyah semakin jarang. Karena itu, Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta menginisasi proses pengkaderan ulama perempuan tersebut.
Direktur Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, Agustyani Ernawati, menerangkan upaya itu dimulai dari Madrasah Mua’allimaat sebagai sekolah kader yang mencetak ulama pemimpin dan pendidik.
Antara lain melalui kegiatan temu kader. Seperti halnya yang berlangsung di Convention Hall Asri Medical Centre Yogyakarta, akhir pekan ini.
“Agar pesantren lain juga bersama-sama mewujudkan untuk mencetak ulama perempuan, maka kami mengundang pesantren dari seluruh Indonesia untuk mengikuti kegiatan Temu Kader Ulama Pelajar Putri Muhammadiyah," ujarnya.
Dalam temu kader ulama putri ini ada berbagai hal yang dibahas. Di antaranya memberikan wawasan sekaligus mendoktrin ideologi Muhammadiyah untuk menumbuhkan semangat militansi.
Kegiatan ini diikuti 84 peserta dari pesantren seluruh Indonesia. Yakni dari Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Sumatra Barat, DIY, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten. Temu kader rencananya digelar setiap tahun.