Ahad 04 Nov 2018 19:43 WIB

Din Bertemu UAS Bicara Persekusi Anti-Pancasila

Din mengimbau umat waspada upaya adu domba.

Rep: Novita Intan/ Red: Teguh Firmansyah
Pendiri CDCC - Din Syamsuddin
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pendiri CDCC - Din Syamsuddin

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Din Syamsuddin bertemu dengan Ustadz Abdul Somad, di kediaman Din Syamsuddin Jalan Margasatwa Raya, Cilandak, Jakarta Selatan pada Sabtu (3/11) malam. Pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam ini, dalam rangka silaturrahim.

Seusai pertemuan, keduanya melayani tanya jawab seputar persoalan yang menimpa  UAS panggilan akrab Ustadz Abdul Somad. Din Syamsuddin mengatakan, salah satu kasus yang menimpa UAS adalah soal persekusi, atau pencegahan bahkan pengusiran yang dialami UAS sejak menjadi Penceramah.

"Secara khusus kami meminta hal semacam itu tidak terjadi lagi. Ada satu fitnah yang sangat mudah sekali terjadi kepada seseorang. Misalnya soal tuduhan Anti Pancasila, maka umat Islam sudah kenyang,” ujar Din dalam keterangan tulis yang diterima Republika, Ahad (4/11).

Menurutnya, pada satu atau dua dasawarsa Orde Baru, Umat Islam pernah mendapatkan fitnah, seolah-olah umat Islam itu menentang Pancasila. Hal ini menyakitkan. Saat ini, terjadi lagi dalam bentuk lain. Dituduh anti Pancasila karena mengembangkan khilafah dan lain sebagainya.

Baca juga, Ormas Ini Minta Ustaz Somad Nyanyi Lagu Indonesia Raya.

"Sementara, khilafah itu kan ajaran Islam. Tidak bisa kita menafikkannya. Itu ada pemahaman sendiri. Jangan lantas jika ada yang berbicara tentang khilafah, mengutip ayat Alquran tentang khilafah, lantas dituduh anti Pancasila,” ucapnya.

Din menganggap hal tersebut merupakan bentuk kekeliruan nalar. Tausyiah yang disampaikan Ustadz Abdul Somad menjelaskan khilafah dari Alquran. Menurut Din, UAS adalah ahli hadits. Beliau menjelaskan dari pandangan Islam. Sehingga ia berpandangan umat Islam perlu bersyukur.

"Karena umat Islam dihadirkan setiap kurun waktu. Ada da'i-da'i. Satu orang, dua tiga orang, yang kemudian tampil sebagai pencerah pada masyarakat, dan itu saya kira sebagai misi keagamaan, dan itu penting bagi bangsa ini, yang sesuai dengan amanat UUD 1945, dengan mencerdaskan kehidupan Bangsa. Maka, tolong jangan selalu dilihat secara politis," tambah Din.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement