Kamis 08 Nov 2018 13:00 WIB

Raja Salman Tunjukkan Dukungan untuk Putra Mahkota

Raja Salman mengajak MBS dalam kunjungan kerja dalam negeri.

Rep: Marniati/ Red: Nur Aini
 Raja Salman bersama putranya Mohammad Bin Salman
Foto: AP/Hassan Ammar
Raja Salman bersama putranya Mohammad Bin Salman

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Raja Salman telah memulai kunjungan kerja dalam negeri pada pekan ini. Ia mengikutsertakan putra mahkota Muhammad bin Salman (MBS). Kunjungan itu sebagai bentuk dukungan raja kepada MBS, meskipun putra kesayangannya tersebut sedang mendapat perhatian dunia akibat kasus kematian  Jamal Khashoggi.

Raja dan MBS disambut meriah oleh warga Qassim. Jalan-jalan dipenuhi dengan bendera Saudi dan foto raja serta MBS. Tokoh-tokoh terkemuka menyambut mereka dan anak-anak menawarkan bunga.

Kunjungan kerja itu adalah yang pertama oleh raja berusia 82 tahun itu. Hal itu tampaknya bertujuan untuk menopang kekuatan MBS, yang telah mengambil alih kekuasaan. Reputasi MBS sedang menurun akibat kasus Khashoggi.

Media pemerintah mengatakan dalam kunjungan itu raja meluncurkan proyek-proyek baru senilai  1,12 miliar dolar AS. Raja juga memerintahkan pembebasan beberapa orang dari penjara debitur di Qassim, sebuah provinsi konservatif di jantung semenanjung Arab.

"Ada banyak ketegangan, ketakutan  di antara orang-orang Saudi setelah terjadinya kasus Khashoggi. Jadi ini adalah perjalanan yang meyakinkan berbagai daerah bahwa raja masih ada dan dia adalah penguasa tertinggi," kata Madawi al-Rasheed, penulis Saudi yang bermarkas di London yang mengkritik Al Saud.

Para pejabat Turki telah menuduh MBS memerintahkan pembunuhan Khashoggi. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump juga menyebut bahwa MBS bertanggung jawab atas pembunuhan itu. MBS telah berjanji pada akhir Oktober lalu bahwa kasus ini akan ditangani secara adil.

Raja Salman  ikut serta untuk meredakan situasi. Dia mengirim asisten tepercaya ke Turki bulan lalu, dan memecat lima pejabat senior, termasuk penasehat putranya yang paling dipercaya.

Dalam perkembangan terbaru, MBS diketahui telah mengunjungi pasukan di dekat perbatasan  Yaman, di mana Riyadh terlibat dalam perang yang berumur hampir empat tahun itu. Ia muncul dalam sebuah video  pada  Senin dengan seorang prajurit yang disebutnya pahlawan. Dalam sebuah upacara di sebuah universitas Riyadh, ia meletakkan batu fondasi untuk pembangungan riset reaktor nuklir.

Greg Gause, seorang ahli Teluk di Texas A & M University, mengatakan tur domestik MBS bersama ayahnya tidak menunjukkan bahwa keluarga kerajaan baik-baik saja. "Hanya saja raja yakin bahwa tidak ada yang sedang terjadi saat ini," katanya.

Putra mahkota berusia 33 tahun itu akan menjadi raja Saudi pertama dari generasi baru dalam 65 tahun terakhir. Hal itu menyusul suksesi enam saudara dari setidaknya 45 putra putra Raja Abdulaziz ibn Saud, yang meninggal pada 1953.

Kenaikan MBS dinilai begitu kontroversial karena telah membalikkan sistem pemerintahan  selama beberapa dekade. Raja seharusnya adalah anak dari Abdulaziz.

MBS mengkonsolidasikan kekuasaannya dengan menargetkan beberapa sepupunya. Ia menyingkirkan mereka dari posisi otoritas dan menjadikan beberapa lainnya sebagai tahanan rumah. Yang lainnya juga sempat ditangkap atas kasus korupsi.

Sejak pekan lalu terdapat tanda-tanda bahwa beberapa pangeran sedang direhabilitasi untuk menumbuhkan persatuan keluarga setelah pembunuhan Khashoggi. Pekan lalu, salah satu saudara lelaki raja yang masih hidup, Pangeran Ahmed bin Abdulaziz, kembali ke Riyadh setelah menetap di London. Dua keponakan raja, yang ditahan tahun lalu, juga dibebaskan.

Para diplomat mengatakan tidak ada indikasi Raja Salman sedang mempertimbangkan mengangkat pangeran lain, baik untuk mengganti putranya atau menyeimbangkan otoritasnya.  "MBS tidak pergi kemana-mana. Keluarga itu bertemu dan mereka akan bersatu kuat di belakangnya. Tidak ada jalan kembali setelah raja memberikan jalan kepada MbS untuk menjadi raja," kata seorang diplomat senior Arab.

Ia mengatakan keputusan raja untuk menempatkan MbS dalam restrukturisasi aparat intelijen - sebuah langkah yang ditujukan untuk mengatasi penyebab krisis Khashoggi - mengindikasikan bahwa putra mahkota tetap "tak tersentuh".

Pada Selasa malam, ketika Raja Salman dan Mbs tiba di Qasim, sebelah utara Riyadh, foto-foto online muncul yang memperlihatkan Pangeran Abdulaziz bin Fahd dengan saudara-saudaranya di kediaman mereka. Itu adalah foto pertama dari pangeran tersebut sejak penahanannya, yang tidak pernah diakui oleh pemerintah. Tidak dijelaskan apakah dia telah mencapai penyelesaian dengan negara seperti tahanan lain atau  kebebasannya masih dibatasi.

Selama akhir pekan foto salah satu keponakan raja, saudara  miliarder Pangeran Alwaleed bin Talal, juga tersebar. Ia berada di samping tempat tidur ayahnya yang sakit. Ia  sempat ditahan dalam program anti korupsi MBS.

Keesokan harinya Alwaleed, membela MBS dalam wawancaranya dengan Fox News. "Saya percaya pangeran mahkota Saudi akan 100 persen dibuktikan dan dibebaskan. Saya sendiri telah memafkan dan melaupakan penahan itu, kata Alwaleed tentang sepupunya itu.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement