REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Perempuan Bravo 5 Kartini Sjahrir mengaku siap merebut basis suara di sembilan provinsi yang menjadi basis suara calon presiden (capres) Prabowo Subianto saat Pilpres 2014 lalu. Dia mengatakan, hal itu akan dilakukan dengan anggota Peremouan Bravo 5 yang tersebar di 34 kabupaten/kota.
"Tentu harus ada perbaikan ke arah situ dan tentu akan ada peranan perempuan juga akan cukup besar di sana," kata Kartini Sjahrir di Jakarta, Kamis (8/11) saat meluncurkan gerakan Bravo 5 di Hotel Century Park, Senayan.
Meski memiliki basis anggota di 34 provinsi, namun Kartini mengatakan, hanya akan memfokuskan penggarapan suara di beberapa lokasi saja. Dia mengatakan, beberapa kawasan yang sudah pasti menjadi perhatian adalah Jawa, Banten, Jakarta dan kawasan lain semisal Sulawesi Selatan, Sumatra Utara, dan Riau.
"Walaupun kita juga punya di Sumatra Selatan, Bengkulu dan semuanya tetapi itu kita lihat kekuatan-lekuatan dan waktu yang bisa kita berikan di situ," katanya lagi.
Kartini mengaku tidak memiliki kesulitan tertentu dalam membantu dukungan suara bagi pasangan capres nomor urut 01. Dia mengaku semua daerah memiliki kesulitan yang sama.
"Kami berkordinasi dengan TKN (Tim Kampanye Nasional) dan dari sanalah kami bekerja, kami semua ini profesional dan paham bagaimana merekrut pemilih," katanya.
Sementara, Kartini mengatakan, perempuan Bravo 5 lahir aetelah melihat pentingnya peran wanita dalam menentukan nasib bangsa. Dia mengatakan, Divisi Perempuan Bravo 5 akhirnya merasa perlu untuk memastikan bahwa pada pergantian kepemimpinan bangsa, tidak boleh meninggalkan perempuan.
Menurutnya, perempuan harus bisa menjadi penentu arah kepemimpinan bangsa yang memberikan perhatian penuh kepada segala upaya penguatan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di tanah air. Dia melanjutkan, perempuan harus mendeklarasikan diri untuk mengawal mainstreaming gender dan memastikan agenda perempuan Indonesia menjadi bagian penting dari visi dan misi capres dan cawapres yang terefleksikan ke dalam bahasa-bahasa kampanye serta terintegrasi dalam tema-tema debat publik kandidat.
"Jumlah populasi pemilih perempuan pada Pilpres 2019 mencapai 50,2 persen atau sekitar 93,1 juta sangat menentukan kemenangan pemilu. Tidak heran banyak pihak yang menggunakan suara perempuan dalam setiap kampanye politik meskipun sayangnya perempuan masih diposisikan sebagai objek semata,” tegas Kartini Sjahrir.