REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggelar 'Maestro Talk of Silek' yang digelar di Nagari Tuo Pariangan, sebuah desa yang dinobatkan sebagai yang terindah dunia versi majalah American Budget Traveler. Acara yang diadakan pada Ahad (11/11) ini mengusung tema Babaliak Ka Nan Tuo, yang berarti kembali kepada yang tua. Nagari Tuo Pariangan dipilih sebagai lokasi acara berkumpulnya para guru tua silat Minang karena desa indah itu dianggap sebagai salah satu tempat lahirnya gerakan silek tuo.
Pariangan diyakini sebagai nagari leluhur nenek moyang orang Minangkabau. Berbagai hukum adat, seni, kebudayaan serta pencak silat sendiri sudah ada di Pariangan semenjak zaman dahulu. Melalui Maestro Talk of Silek kali ini, para guru tua silek mencoba menghadirkan kembali filosofi dari gerakan-gerakan silek tuo Pariangan.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menyebutkan bahwa silek Minang merupakan warisan mahal yang harus dijaga. Melalui Silek Arts Festival, Irwan berharap masyarakat, khususnya generasi muda, memiliki akses terhadap pengetahuan tentang silek. Apalagi, silek sendiri saat ini mulai naik daun karena kerap diangkat dalam film-film lokal dan mancanegara.
"Kalau kita lihat film laga, silek kita banyak ditampilkan di layar lebar oleh Iko Uwais misalnya. Itu lah satu hal yang kita melihat bahwa ada peluang yang harus dikembangkan," kata Irwan, Sabtu (10/11).
Sejak Agustus 2018, Pemerintah Provinsi Sumatra Barat meluncurkan pegalaran silat tradisional berjuluk 'Silek Arts Festival'. Melalui festival yang secara resmi diadakan pada 7 September - 30 November 2018 tersebut, berbagai pagelaran seni akan diadakan, termasuk pameran silek, pertunjukan sastra, pagelaran silek tuo, seminar, pemutaran film tentang silek, hingga pertunjukan tari.
Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar Gemala Ranti menjelaskan, Festival Arts Festival 2018 merupakan rangkaian program Indonesiana yang diinisasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Selain Sumbar, masih ada 8 provinsi lain yang menggelar acara kesenian serupa. Silek Arts Festival, lanjutnya, merupakan suatu perayaan besar seni bela diri tradisional.
Gemala menyebut 'silek' sendiri bisa dimaknai dalam arti luas. Bila di tempat lain kata silek lebih menekankan pada aspek bela diri, maka dalam bahasa Minangkabau dikenal pula kata Mancak atau Bungo Silek (bunga silat) yang memberi penekanan pada aspek seni dan keindahan.
Selama digelar selama 3 bulan, Silek Arts Festival berkeliling di 8 kota/kabupaten di Sumbar, yakni Padang, Bukittinggi, Padang Panjang, Payakumbuh, Sawahlunto, Solok, Tanah Datar, dan Padang Pariaman. Berbagai agenda acara akan diadakan secara bergiliran di kedelapan kabupaten/kota.
"Atraksi utamanya adalah silek tradisional yang menampilkan berbagai gaya khas Minangkabau, tempat di mana terdapat aliran silek yang langka dan bahkan hampir punah," katanya