REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ustaz Abdul Somad atau akrab disapa UAS pada Sabtu lalu mengisi kajian di Masjid Jami' at-Tin, Jakarta Timur. Dalam kesempatan itu ia menceritakan mengenai strategi dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.
UAS menjelaskan, dakwah merupakan kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak, dan memanggil orang untuk beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Kata dakwah sendiri berasal dari kata da'a yad'uyang berarti panggilan atau ajakan.
"Dakwah ini sama seperti kita ngajak orang untuk makan. Kira-kira kalau ngajakorang makan bahasanya kasar atau lembut? Lembut.'Nan ti datang ya ke rumah, nanti ada acara makan di rumah'. Tapi, kalau diartikan dakwah harus ada makanan nya, berarti hari ini dakwah yang paling berat karena semua yang datang harus disediakan makanan,"ujar UAS sembari bercanda.
UAS pun menceritakan mengenai Abu Jahal dan Abu Lahab yang pada masa Rasulullah terkenal sebagai seorang pemuka dan pengusaha sukses. Namun, mereka tergolong pada kaum jahiliyah karena akidahnya.Abu Jahal disebut mengenal Allah SWT. Namun, mereka membuat tuhan-tuhan tandingan. Ada tuhan yang mereka buat dari batu, kayu, kaca, dan tepung terigu. Mereka membuat tuhan dalam ukuran besar- besar lalu disembah.
Jahiliyah bukan berarti bodoh, bah kan mereka rata-rata adalah peng usaha sukses yang kaya raya bahkan berhasil melakukan ekspor- impor di enam negara. Namun, mereka tidak mengakui keesaan Allah SWT. Karena itu, strategi Nabi Muhammad SAW yang pertama kali adalah memperbaiki akidah.
Akidah ini layaknya fondasi bagi sebuah bangunan. Meski bangunan tersebut kokoh, kubahnya luar biasa, lantainya indah, fondasinya pun harus kuat. "Assolatu 'imaduddin, shalat itu tiangnya agama. Islam pun berani mengucap Lailahailallah, bahwa tiada tuhan selain Allah," ujar UAS.
Selain membuat Tuhan tandingan, masyarakat Makkah pada masa itu percaya tentang tahayul dari burung.Jika mereka hendak melakukan bisnis, mereka melemparkan batu pada burung yang kebetulan berteng-ger di dahan pohon. Jika burung itu pergi, mereka pun pergi berbisnis.
Melihat hal itu, Nabi Muhammad pun menghampiri dan mengatakan, kepercayaan mereka atas burung tersebut adalah akidah yang salah dan termasuk dosa kepada Allah. Barang siapa yang datang kepada dukun, tidak diterima shalatnya 40 hari 40 malam.
Dakwah berarti ada perubahan.Dak wah mengubah umat dari jahiliyah kepada Islam dan mengubah dari syirik kepada Tauhid. Siapa yang amalnya banyak, puasanya banyak, shalat sunahnya rajin, hafal Alquran, tapi syirik maka Allah SWT menyebut amalnya akan gugur tanpa sisa.Syirik di dunia modern saat ini masih ada, salah satunya percaya pada ramalan atau zodiak.
UAS menyebut, akidah tidak boleh dicampuradukkan dengan yang lain. Jika akidah telanjur bercampur dengan kepercayaan lain selain kepada Allah SWT, ketika amal didatangkan di depan mata di alam kubur, Allah jadikan ia seperti debu yang diembus angin. Hilang tanpa sisa.
Pada masa awal dakwah, Rasulullah tak bisa membuat kajian secara terang-terangan. Ini karena ia bisa ditangkap oleh Abu Jahal dan Abu Lahab. Dia memberi peringatan pada kerabat terdekat seperti istri, anak, tetangga, dan sahabat.
Nabi bahkan pernah bersabda, "Demi Allah, sungguh satu orang saja diberi petunjuk (oleh Allah) melalui perantaraanmu, itu lebih baik dari unta merah". Unta merah pada zaman Nabi diketahui sebagai harta yang paling mulia di kalangan para sa habat.
Di antara orang-orang terdekat Rasulullah, yang pertama menerima dakwah adalah istrinya, Siti Khadijah. Orang kedua yang masuk Islam adalah Ali bin Abi Thalib. Ali masuk Islam saat usianya 10 tahun dan termasuk golongan anak-anak yang pertama masuk Islam. Selain itu, sahabat yang dekat dengan Rasullah, Abu Bakar Siddiq, adalah orang yang selanjutnya menerima dakwah.
Rasulullah SAW tidak selamanya menjalankan dakwah secara sembunyi-sembunyi. Nabi berdoa kepada Allah agar Islam diberi kekuatan dan kemenangan. Saat itu, ada dua orang kafir yang dianggap perkasa dan diharap bisa masuk Islam. Dua orang ini adalah Umar bin Khattab dan Amru bin Hisyam.
Umar dikenal sebagai sosok yang disegani di kalangan kafir Quraisy.Ia terkenal sangat tegas dan pem- berani. Sementara, Amru adalah orang yang kaya dan bijaksana. Ia selalu dimintai petunjuk dan diberi gelar 'Abul Hakam'.
Allah SWT pun mengabulkan per mintaan Nabi dengan memberikan hidayah kepada Umar bin Khattab. Setelah Umar memeluk agama Islam, tidak ada lagi yang berani mengganggu Nabi saat berdakwah.Sebelum Umar, ada sahabat nabi yang juga perkasa dan dikenal sebagai singa atau pedang Allah, yaitu Hamzah bin Abdil Muthalib.
UAS melanjutkan, bentuk dakwah yang dilakukan oleh Nabi bisa di terapkan di kehidupan saat ini.Orang yang merugi adalah orang yang tidak pernah mengajak orang lain menuju jalan Allah. Karena itu, ia mengajak jamaah yang hadir untuk menggunakan kesempatan saat hidup di dunia untuk membantu orang lain. Dakwah kini bisa dilakukan diberbagai media, seperti televisi dan media sosial.
"Jika engkau ajak orang kejalan Allah, di dunia kau berteman, di akhirat engkau sama-sama masuk surga. Ketika Islam berkuasa, semua masyarakat dari berbagai latar belakang akan dilindungi. Ketika Islam berkuasa, tidak meruntuhkan peradaban, yang mayoritas tidak menindas minoritas," ujarnya.
Di zaman modern seperti saat ini, ada banyak hal yang bisa merusak generasi bangsa. Dari narkoba hingga pergaulan bebas. UAS pun mengajak umat untuk menyelamatkan anak bangsa dengan cara berdakwah."Hendaknya dalam berdakwah dimulai dengan perbuatan dari diri sendiri terlebih dahulu, yaitu dengan memberikan contoh yang baik bagi yang lainnya," lanjutnya.