Selasa 13 Nov 2018 19:57 WIB

Anies akan Perbaiki Kondisi Kali Sentiong

Bau tak sedap kembali tercium di sekitar lokasi kali.

Rep: Sri Handayani/ Red: Andi Nur Aminah
Nano bubble  generator  terpasang di Kali Item/ Kali Sentiong yang ditutupi jaring di kawasan Wisma  Atlet, Kemayoran Jakarta Pusat, Jumat (5/10).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Nano bubble generator terpasang di Kali Item/ Kali Sentiong yang ditutupi jaring di kawasan Wisma Atlet, Kemayoran Jakarta Pusat, Jumat (5/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kali Sentiong yang telah ditutup jaring dan diberi sentuhan teknologi nano bubble menjelang pelaksaan Asian Games 2018 lalu kini kembali mengeluarkan bau tak sedap. Hal itu terjadi lantaran volume air dan sampah yang bertambah selama musim penghujan, serta dimatikannya nano bubble.

Ditanya mengenai hal tersebut Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan tak berkomentar banyak. Ia mengatakan akan memperbaiki kondisi tersebut. "Oh iya? Masak? Nanti diperbaiki lagi," kata Anies di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (13/11).

Masalah bau di Kali Sentiong menjadi pembicaraan publik menjelang pelaksaan Asian Games 2018. Pasalnya, kali itu berada tepat di samping Wisma Atlet.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan berbagai cara untuk menghilangkan bau tersebut. Selain memasang jaring hitam (waring), diaktifkan pula aerator, nano bubble, blower, dan surface aerator di Danau Sunter, tak jauh dari lokasi.

Sayangnya, setelah Asian Games 2018, nano bubble pun dimatikan. Bau tak sedap kembali tercium di sekitar lokasi kali. Di sepanjang aliran terdapat gumpalan lumpur pekat. Selain berwarna kehijauan, sesekali aliran kali juga diwarnai sisa makanan yang melintas.

Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono menyayangkan hal tersebut. Solusi yang diberikan Pemprov DKI dinilai hanya bersifat sementara dan hanya berlaku saat Asian Games 2018.

Lebih dari itu, saat ini warga DKI Jakarta memerlukan solusi yang sifatnya permanen dan menyeluruh. Hal itu hingga saat ini belum dapat dilakukan oleh Pemprov DKI, padahal anggaran yang disediakan sangat mencukupi. "Duit banyak ngapain susah sih, gitu lho," kata Gembong.

Menurut Gembong, Pemprov DKI Jakarta perlu melakukan pengerukan sungai secepatnya. Hal itu untuk mengurangi endapan lumpur yang ada di dasar sungai yang disebut sebagai sumber bau.

Sebelumnya, Anies mengaku telah memberikan beberapa instruksi sebagai upaya antisipasi banjir di Jakarta. Ia memerintahkan agar pembangunan drainase dipercepat. Selain itu perlu dilakukan pengerukan sungai dan saluran-saluran air.

Ia juga meminta agar pompa-pompa air yang ada di titik-titik rawan banjir disiapsiagakan. Ia menyebut ada lebih dari 450 pompa yang bekerja dengan baik. Akan dilakukan pula rekayasa lalu lintas di tempat-tempat rawan banjir. Terakhir, Pemprov DKI akan melakukan sosialisasi dan simulasi tanggap banjir di tempat-tempat permukiman yang berpotensi terdampak banjir.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement