Rabu 14 Nov 2018 04:30 WIB

Trump: Tak Ada yang Baru Soal Misil Korut

CSIS melaporkan ada basis rudal dan bom nuklir yang belum dibahas AS dan Korea.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Friska Yolanda
Presiden Amerika Serikat Donald Trump
Foto: AP Photo/Pablo Martinez Monsivais
Presiden Amerika Serikat Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trum membantah laporan sejumlah media yang memprediksikan Korea Utara masih mengembangkan 28 situs nuklir dan rudal tersembunyi. Menurut Trump, berita tersebut adalah berita bohong.

"Kami sepenuhnya tahu tentang situs yang sedang dibahas. Tidak ada (situs) yang baru. Semuanya normal-normal saja, aku akan menjadi orang pertama yang memberitahumu jika semuanya menjadi buruk," kicau Trump lewat akun twitter @realDonaldTrump, Rabu (14/11).

Pernyataan Trump ini merespons laporan dari think tank Pusat Studi Startegis dan Internasional (CSIS) bahwa ada basis rudal dan bom nuklir tersembunyi yang belum dibahas dalam pembicaraan antara Presiden Korea Utara Kim Jong-un dengan Donald Trump beberapa bulan lalu.

Berdasarkan laporan CSIS, situs-situs rudal tersebut berlokasi di daerah pinggiran pegunungan di Korut. Menurut CSIS, situs itu dapat digunakan untuk menyimpan rudal berbagai jarak, yang terjauh bisa mencapai wilayah AS.

"Basis rudal yang beroperasi ini bukan fasilitas peluncuran. Rudal bisa diluncurkan dari dalam situs itu dalam keadaan darurat, dengan prosedur operasi tentara Korut memerintahkan semua pelontar rudal disebar ke situs-situs operasi itu," demikian bunyi laporan tersebut.

Salah satu situs yang paling dekat dengan perbatasan Korea Selatan, Sakkanmol, dilaporkan "aktif dan dikelola dengan sangat baik."

CSIS menekankan bahwa belasan situs rudal ini disembunyikan oleh Korut. Lembaga think tank itu menyatakan bahwa pemerintah AS seharusnya mengetahui keberadaan semua situs senjata nuklir dan rudal sebelum mencapai kesepakatan.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement