REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memasuki era revolusi industri 4.0 Balai Latihan Kerja (BLK) Lembang membuat aplikasi Smart Farming untuk menjawab tantangan digitalisasi revolusi industri 4.0. Aplikasi bebasis android ini bisa mempermudah kerja petani karena menggunakan Internet of Things (IoT).
"Jadi sederhananya IoT itu bisa dibilang mengkomunikasikan benda-benda disekitar kita antara satu sama lain melalui sebuah jaringan internet. Aplikasi ini tentu saja mempermudah kerja petani kita" ujar Kepala BLK Lembang, Aan Subhan melalui pesan tertulis, Rabu (14/11).
Aan mengungkapkan pihaknya akan menjalin kerjasama dengan pemerintah desa dan membuat desa percontohan smart farming. Dengan mengoptimalkan IoT dan menciptakan aplikasi smart farming, ke depan petani Indonesia bisa mengontrol ladangnya melalui smart phone.
Dengan aplikasi smart farming ini, kata Iwan, petani dapat melakukan penyiraman dan pemupukan dengan menekan tombol pada aplikasi smart farming di smart phone saja.
"Jadi petani bisa memantau tanaman dan ladangnya dimana saja, kapan saja selama ada jaringan internet," kata Iwan.
Iwan menjelaskan manfaat IoT sangat banyak karena berhubungan dengan aktivitas sehari-hari untuk memudahkan kerja manusia. Misalnya ketika lupa mengunci pintu, mematikan AC atau perangkat elektronik lainnya semua bisa dilakukan dengan IoT dimana saja dan kapan saja.
"IoT bekerja dengan menerjemahkan bahasa pemograman yang sudah kita masukkan kedalam alat dari IoT tersebut," kata Iwan.