REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Partai puncak Piala Eropa 2012 di Stadion Olympic, Kiev, Senin (2/7) dini hari, tidak bisa dilepaskan dari pertarungan dua kiper terbaik dunia, Iker Casillas dan Gianluigi Buffon. Tidak bisa dibantah, peran Casillas maupun Buffon dalam membantu Spanyol dan Italia lolos ke babak final sangat besar. Keduanya juga memegang ban kapten di timnas masing-masing.
Karena itu tidak heran kalau Saint Iker --julukan Casillas-- menyempatkan untuk melontarkan pujian kepada lawannya itu. Menurut dia, aksi Buffon selama perhelatan Piala Eropa selalu menjadi referensi dalam mengamankan gawang. Casillas bahkan ingin melihat kemampuan lebih kiper Juventus itu di pertandingan nanti.
“Saya selalu memiliki kekaguman pada Buffon. Ia adalah kiper luar biasa dan yang terbaik,” katanya kepada Marca, Sabtu (30/6). “Untuk kiper yang lebih muda, dia telah menjadi referensi dan mendorong kami ingin menjadi seperti dia.”
Meski bakal berseteru dan dipastikan salah satu dari keduanya bakal mendapat penghargaan sebagai kiper terbaik, namun Casillas menegaskan kalau hubungannya dengan Buffon sangat baik. “Kami memiliki hubungan baik dan selalu menyenangkan,” ujar kiper Real Madrid itu.
Casillas menyebut pertemuan timnya kontra Italia sebagai sebuah sejarah yang tidak bisa dihindari. Bertemu pada partai pembuka Grup C dengan skor 1-1, kedua negara bakal bersua kembali pada pertandingan penutupan. “Italia lawan berbahaya yang kita anggap sulit. Setiap saat kita bisa bertemu meteka di Piala Eropa,” ucapnya.
Sementara Gianluigi Buffon mengesampingkan duel Italia versus Spanyol sebagai ajang untuk kehebatan baginya dan Casillas. Ia mengakui, Casillas merupakan salah satu kiper terbaik dunia, namun partai puncak itu bukan merupakan pertemuan antarindividu, melainkan antartim.
“Kami memiliki kesempatan fifty-fifty melawan Spanyol,” katanya kepada La Gazzetta Dello Sport.
Ia menjelaskan, tim yang merebut trofi Henri Delaunay bukan karena mereka berstatus favorit. Ia merujuk pada kegagalan Belanda, Jerman, maupun Inggris yang gagal melaju ke babak final. Buffon menegaskan, Spanyol dan Jerman sebenarnya secara kualitas satu tingkat di atas Italia yang selevel dengan Inggris. “Namun tim paling berani yang akan juara, bukan tim terbaik.”
“Saya tidak pernah mengatakan bahwa kita akan memenangkan turnamen karena Spanyol jauh lebih kuat dari siapa pun. Tapi apa yang telah kita lakukan adalah kami tim yang tidak terkalahkan,” sesumbar Buffon.