Sabtu 17 Nov 2018 07:31 WIB

Prabowo Terbitkan Buku untuk Penyandang Tunanetra

Paradoks Indonesia versi braille simbol kepedulian terhadap penyandang disabilitas.

Rep: Ali Mansur/ Red: Ratna Puspita
Direktur Komunikasi dan Media Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Hashim Djojohadikusumo, menghadiri peluncuran buku Paradoks Indonesia Versi Braille di Media Center Prabowo-Sandi di Jalan Sriwijaya I No 35, Jakarta Selatan, Jumat (16/11).
Foto: Republika/Ali Mansur
Direktur Komunikasi dan Media Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Hashim Djojohadikusumo, menghadiri peluncuran buku Paradoks Indonesia Versi Braille di Media Center Prabowo-Sandi di Jalan Sriwijaya I No 35, Jakarta Selatan, Jumat (16/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, kembali menerbitkan bukunya yang berjudul Paradoks Indonesia. Namun kali ini dikhususkan untuk penyandang tunanetra atau versi braille. 

Peluncuran buku itu diwakili oleh Direktur Komunikasi Badan Pemenangan Nasional Hashim Djodjohadikusumo dan istri Sandiaga Uno, Nur Asia Uno, di media center Prabowo-Sandiaga, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Jumat (16/11). Dalam kesempatan itu, Hashim menyampaikan Paradoks Indonesia versi braille dicetak sebanyak 200 eksemplar dan akan dibagikan kepada sejumlah penyandang tunanetra di Jakarta. 

"Paradoks Indonesia baru diterjemahkan dalam bahasa braille khusus untuk tunanetra pada enam bulan lalu dan selesai dicetak pekan lalu. Setelah ini akan dicatat dan mungkin dicetak lebih banyak lagi," ujar Hashim, Jumat (16/11).

Hashim menerangkan buku Paradoks Indonesia versi braille adalah simbol kepedulian Prabowo Subianto-Sandiaga Uno terhadap penyandang disabilitas. "Kami memandang kaum penyandang disabilitas adalah aset bangsa, bukan untuk dikasihani. Namun, harus dihormati dan dibanggakan," ujarnya.

Ia menjelaskan buku Paradoks Indonesia bercerita tentang pandangan Prabowo terhadap masalah-masalah yang menimpa bangsa, khususnya di bidang ekonomi. Buku tersebut merangkum semua masalah yang sedang dihadapi Indonesia.

Prabowo juga menyoal gizi buruk. Stunting disebabkan banyak orang miskin yang tidak mampu membeli makanan sehat. Hashim mengaku terkejut bahwa di Indonesia sebanyak 38 persen anak mengalami penderita stunting karena pertumbuhan anak-anak di bawah standar, kerdil, dan cacat otak.

Di salah satu bagian buku itu, ia juga menyinggung definisi merdeka. Prabowo menyebut, merdeka berarti mencapai kondisi rakyat yang sejahtera.

Ketua Persatuan Tunanetra Indonesia DKI Jakarta Eka Setiawan mengatakan buku gubahan Prabowo ini membantu ia dan kawan-kawan memperoleh kemudahan informasi. Eka menilai peluncuran buku itu bukan bentuk kampanye, melainkan ajakan ke semua kaum disabilitas untuk menjadi subjek pembangungan.

"Kami sangat berterima kasih karena mengajak kami dalam politik Indonesia. Saya kira ini bukan sebagai satu proses kampanye, tapi satu ajakan bahwa tunanetra dibantu fasilitas untuk tunanetra mereka bisa jadi objek dan subjek pembangunan," kata Eka. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement