Rabu 21 Nov 2018 11:49 WIB

Empat Orang Tewas dalam Baku Tembak di Rumah Sakit

Pelaku tak terima sang kekasih memutus pertunangan mereka.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolanda
Suasana Rumah Sakit Mercy, lokasi penembakan yang menewaskan empat orang di chicago, AS.
Foto: AP
Suasana Rumah Sakit Mercy, lokasi penembakan yang menewaskan empat orang di chicago, AS.

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Sebelum Dokter Tamara O'Neal tewas ditembak mantan calon tunangannya sendiri Juan Lopez, ia sempat menelpon panggilan darurat 911. Ia mengatakan ada seorang laki-laki memegang senjata api di lapangan parkir di rumah sakit Mercy, tempat ia bekerja. 

Lopez tidak mau menyerahkan diri dan terus menembak meski dikepung banyak polisi. Seorang pegawai rumah sakit Dayna Less dan seorang polisi Samuel Jaminez juga tewas tertembak dalam peristiwa ini. Lopez juga akhirnya tewas setelah menembak diri sendiri.  

Ada aksi kejar-mengejar dan baku tembak antara polisi dan pelaku penembakan terjadi di dalam rumah sakit. Inspektur Polisi Kepolisian Chicago Eddie Johnson memuji aksi heroik Jimenez dan polisi lainnya yang berani mengejar pelaku. 

"Mereka menyelamatkan banyak nyawa karena kami tidak tahu berapa banyak kerusakan yang ia telah siapkan," kata Johnson, Rabu (21/11). 

Wali Kota Chicago Rahm Emanuel langsung memberikan konferensi pers di rumah sakit tempat kejadian pekara. Ia meminta kotanya untuk mengingat mereka yang meninggal dunia karena kejadian ini. 

"Ketiga korban sedang menjalani hari mereka, melakukan apa yang mereka sukai, ini air mata untuk jiwa kota kami, ini wajah dan konsekuensi dari kejahatan," kata Emanuel.

Peristiwa ini bermula ketika Dr O'Neal membatalkan pertunangannya dengan Lopez. Jadi ketika ia melihat Lopez di parkiran rumah sakit Mercy ia menelpon pusat bantuan. O'Neal sempat bertemu kenalannya di parkiran dan mengatakan ia merasa takut. Kenalannya tersebut pun juga menelpon 911. 

Akhir O'Neal menemui Lopez dan keduanya bertengkar tentang pembatalan pertunangan mereka. Lopez pun meminta O'Neal untuk mengembalikan cincin yang telah ia berikan. Lalu polisi, orang-orang yang berada di dalam rumah sakit dan sekitarnya mendengar suara letusan tembakan. 

photo
Suasana kantor polisi Chicago pascapenembakan di sebuah rumah sakit di Chicago. Satu polisi tewas dalam peristiwa itu.

O'Neal tersungkur jatuh, salah satu saksi mata James Gray mengintip dari jendela rumah sakit. Ia melihat Lopez berdiri di depan O'Neal yang sudah tergelatak tak berdaya. 

"Dan dia menembaknya tiga kali lagi," kata Gray. 

Ketika mobil polisi datang Lopez mengarahkan senjatanya ke polisi. Ia menembak beberapa kali ke mobil polisi sebelum lari ke arah rumah sakit. Polisi pun langsung mengejarnya.  

Di dalam rumah sakit Lopez masih melepaskan tembakan ke arah polisi. Pada satu titik ia berbalik dan menembak Dayna Less, seorang pegawai yang baru satu tahun bekerja di apotik rumah sakit tersebut. Lopez menembak Less ketika perempuan tersebut baru mau keluar dari dalam lift. 

Salah seorang polisi Samuel Jiminez tertembak di bagian lehernya. Tepat di atas rompi anti peluru yang ia kenakan. Jaminez pun tewas di tempat. Jimenez sedang dalam perjalanan menuju ke kantor pos untuk mengirim surat-surat kantornya. Ia berbalik arah dan mengikuti mobil-mobil polisi lainnya yang sedang melaju kencang menuju rumah sakit.

Ada indikasi Lopez ingin menembak lebih banyak orang lagi termasuk salah satu saksi mata Jennifer Eldridge yang bersembunyi di apotek. Ia langsung bersembunyi ketika mendengar suara tembakan dan suara laki-laki yang menggoyang gagang pintu agar bisa masuk ke dalam apotik. 

Selama baku tembak Lopez satu kali tertembak di bagian perutnya. Totalnya, tiga puluh kali ia melepaskan tembakan dan lalu mengisi ulang amunisinya sebelumnya ia menembak kepalanya sendiri. 

Para penyidik mengatakan mereka tidak menemukan catatan kriminal Lopez sebelumnya. Saat penembakan Lopez tercatat sebagai pegawai perizinan perumahan Chicago. Polisi mengatakan tidak ada laporan keluhan dari tempatnya bekerja. Lopez sudah bekerja di sana selama sembilan bulan. 

photo
Samuel Jiminez, polisi yang tewas dalam penembakan di rumah sakit di Chicago

Tapi ada tanda-tanda Lopez dapat melakukan tindak kekerasan selama beberapa tahun terakhir ini. Pada tahun 2014 lalu Lopez dikeluarkan dari akademi pemadam kebakaran setelah mengancam salah satu kadet perempuan. Ketika Departemen Pemadam Kabakaran mengetahui ancaman tersebut kepada Lopez, mereka mengatakan ia akan dihukum. 

Jurubicara kepolisian Chicago Anthony Guglielmi mengatakan pada tahun yang sama pacar Lopez juga sempat meminta perlindungan dari polisi karena laki-laki itu terus menerus mengiriminya pesan. Ketika ia melaporkan hal ini kepada polisi, para petugas kepolisian meminta pacar Lopez tersebut untuk berganti nomor dan meminta perlindungan. 

Pacarnya pun meminta perlindungan tapi ia tidak pernah lagi mendapat ancaman serius dari Lopez.  Lopez mempunyai izin untuk memiliki senjata api. Tapi belum diketahui apakah kepolisian mengetahui adanya laporan pada tahun 2014 tersebut ketika izinya kepemilikan senjata apinya keluar. 

Guglielmi mengatakan dalam lima tahun terakhir ini Lopez memiliki empat senjata api yang mempunyai izin. Sampai kini juga belum diketahui apakah laporan dari pacarnya tersebut dapat membuat Lopez dilarang memiliki senjata api.

Pada tahun ini Jimenez menjadi polisi kedua di Chicago yang tewas tertembak saat sedang bertugas. Sebelumnya Komandan Polisi Paul Bauer juga tewas tertembak saat mengejar seorang tersangka di Loop, sebuah distrik bisnis di Chicago. Lintar Satria/AP     

 

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement