Senin 26 Nov 2018 21:00 WIB

Mafia River Plate Dituding Jadi Biang Kerusuhan di Argentina

Insiden terjadi sehari usai polisi menyerang kediaman seorang pemimpin Barra Brava.

Pendukung River Plate bentrok dengan pihak keamanan jelang final Copa Libertadores.
Foto: AP Photo/Sebastian Pani
Pendukung River Plate bentrok dengan pihak keamanan jelang final Copa Libertadores.

REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES -- Kelompok hooligan River Plate yang digambarkan sebagai mafia sepak bola Argentina dituduh Wali Kota Buenos Aires Horacio Rodriguez Larreta sebagai biang penyerangan terhadap bus yang ditumpangi pemain Boca Juniors. Penyerangan itu dilakukan menjelang pertemuan kedua tim di final leg kedua Copa Libertadores.

Seperti dikutip dari BBC, Senin (26/11), akibat insiden tersebut, pertandingan yang seharusnya digelar Ahad (25/11) WIB itu, setelah sebelumnya sempat tertunda, akhirnya kembali ditunda. Penjadwalan ulang akan dibicarakan pada Selasa (27/11). Beberapa pemain Boca Juniors mengalami cedera ketika jendela bus yang ditumpangi dilempari saat menuju Stadion Monumental, markas River Plate

Menurut Larreta, serangan terhadap pemain Boca Juniors tersebut merupakan aksi balas dendam. Insiden terjadi sehari setelah polisi menyerang kediaman seorang pemimpin Barra Brava, sebutan untuk kelompok pendukung garis keras River Plate yang dikenal beringas.

Saat kerusuhan terjadi, para pendukung itu juga merampas uang sebesar 10 juta peso atau setara Rp 3,8 miliar, serta 300 lembar tiket. "Masalahnya ada pada Barra Brava, kelompok mafia yang sudah menempel dalam sepak bola lebih dari 50 tahun," kata Laretta.

Pengamat sepak bola Amerika Selatan Tim Vickery mengatakan, Barra Brava mendapatkan uang melalui kegiatan yang ilegal, termasuk menjual tiket di pasar gelap. "Hooligan di Argentina, bukan hanya sebuah kegemaran, tapi juga bisnis. Tiket bisa berpindah tangan dengan harga yang tidak masuk akal," katanya kepada Radio BBC. "Jadi salah satu interpretasi dari kekerasan di sini dari suporter River Plate adakah insiden ini merupakan serangan balasan dari sebuah kelompok terorganisasi, melawan polisi yang menghalangi usaha mereka meraup keuntungan dari pertandingan."

Beberapa pemain Boca Juniors mengalami cedera akibat terkena pecahan kaca dan juga akibat gas air mata yang digunakan polisi untuk membubarkan massa. Pihak klub Boca Juniors meminta badan sepak bola Amerika Selatan (Conmebol) agar turun tangan dan mengizinkan para pemain yang terdampak akibat serangan tersebut pulih terlebih dulu sebelum kembali bertanding.

Larreta juga mengimbau kedua klub agar bekerja sama untuk melakukan penyelidikan atas apa yang terjadi dan akan melakukan apa pun untuk mengatasi masalah tersebut. "Kami harus menemukan siapa yang memberi mereka tiket dan mengatasi masalah mafia Barra. Ini adalah tantangan terbesar kami dan kami tidak akan menyerah," katanya.

Pihak Conmebol mengumumkan akan bertemu presiden klub Boca dan River Plate pada Selasa (27/11) pukul 13.00 waktu setempat untuk memutuskan kapan pertandingan akan dimainkan kembali.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement