Rabu 28 Nov 2018 08:26 WIB

Survei Median Tunjukkan Prabowo Masih Punya Harapan

Elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf masih unggul meski belum mencapai 50 persen.

Rep: Dian Erika Nugraheny, Muhammad Ikhwanuddin, Ali Mansur, Rizky Suryarandika/ Red: Andri Saubani
Capres nomor urut 1 Joko Widodo dan Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto berjalan bersama usai Mendeklarasikan Kampanye Damai dan Berintegritas di kawasan Monas, Jakarta, Ahad (23/9).
Foto: Antara/Muhammad Adimadja
Capres nomor urut 1 Joko Widodo dan Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto berjalan bersama usai Mendeklarasikan Kampanye Damai dan Berintegritas di kawasan Monas, Jakarta, Ahad (23/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga survei Median pada Selasa (27/1) merilis hasil survei elektabilitas terbaru dari dua pasang capres-cawapres. Dalam hasil survei, kedua pasang memiliki selisih 12,2 persen.

Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun, menyampaikan, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 47,7 persen dan Prabowo-Sandi 35,5 persen.

"Bicara pengalaman pilpres (sebelumnya), selisih ini tidak terlalu tebal, artinya keunggulan ini masih bisa disamakan Prabowo kalau mereka ingin mengejar. Survei ini memberikan warning bagi kedua calon," katanya di Cikini, Selasa (27/11).

Di sisi lain, menurut Rico, untuk mempertahankan elektabilitasnya, Jokowi harus menyelesaikan kebutuhan dasar seperti listrik dan sembako. Selain itu, isu seperti lapangan pekerjaan dan nilai tukar rupiah juga menjadi sorotan.

"Kekhawatiran nilai tukar rupiah terhadap dolar sama sekali belum pulih sejak Jokowi menjabat," ungkapnya.

Keunggulan Jokowi merujuk kepada pembangunan infrastruktur yang sudah dilakukan selama empat tahun ini. Namun, ternyata hal itu belum mampu mendongkrak elektabilitasnya yang masih berada di bawah 50 persen.

"Kita harus lihat kenaikan harga-harga sudah sejak 2017. Dimulai dengan dimulai tarif listrik, kemudian harga bahan pokok. Nah yang dibutuhkan oleh Jokowi-Ma'ruf adalah bagaimana meyakinkan publik agar publik percaya bahwa ketika mereka nanti terpilih, harga kebutuhan pokok tidak naik atau bisa tidak sih harga kebutuhan pokok turun ketika nanti Jokowi terpilih kembali," ungkap Rico.

Rico juga menjabarkan temuan tentang elektabilitas Prabowo-Sandiaga yang masih di bawah Jokowi-Ma'ruf. Sebab, menurutnya, jika ada ketidakpuasan terhadap kinerja pejawat, biasanya elektabilitas oposisi cenderung menguat.

"Jadi, masih terlihat kompetensi ekonomi Prabowo-Sandiaga yang belum terbangun sama sekali. Faktor kedua, gaya politik Prabowo yang keras masih menjadi sorotan," paparnya.

Rico menyebut narasi ekonomi yang diungkapkan oleh Prabowo-Sandiaga baru sebatas mampu menahan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf. "Narasi ekonomi yang dibangun belum meyakinkan pemilih untuk memilih mereka," tambahnya.

Survei terbaru Median digelar pada 4-16 November 2018. Survei median menggunakan sampel sebanyak kurang lebih 1.200 responden yang diambil secara acak dengan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi provinsi serta gender. Margin of error dalam survei ini tercatat sebesar kurang lebih 2,9 persen.

Ada sekitar 16,8 responden yang tidak atau belum menentukan pilihan atas kedua pasangan capres-cawapres itu.

Baca juga

Peta elektabilitas

Berdasarkan pemetaan elektabilitas masing-masing pasangan saling mengalahkan di sejumlah organisasi masyarakat (ormas) Islam. Pasangan Jokowi-Ma'ruf unggul di suara Nadhlatul Ulama (NU) dengan 47,6 persen, sementara Prabowo-Sandi dengan 36,4 persen, serta 16,0 persen tidak memilih (undecided). Adapun, di kalangan Muhammadiyah, Prabowo-Sandiaga unggul dengan 62,0 persen dan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin 23,0 persen, dengan undecided 15,0 persen.

"Keunggulan Joko Widodo-KH Ma'ruf-Amin di pemilih NU lebih kecil besarannya dibanding keunggulan Prabowo-Sandiaga di Muhammadiyah. Di NU Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin unggul dengan selisih 11,2 persen sedangkan di Muhammadiyah Prabowo-Sandiaga unggul dengan selisih 39,0 persen," kata Rico.

Kemudian di suara Ormas Islam Nadhlatul Wathan, Jokowi-Ma'ruf berhasil meraup suara 36,3 persen, Prabowo-Sandi tertinggal tipis dengan 33,3 persen. Selanjutnya di suara kalangan Persatuan Islam (Persis) Prabowo-Sandiaga meraih suara 60,0 persen dan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin cuma mendapatkan 35,0 persen.

"Di Forum Ummat Islam (FUI) Prabowo-Sandiaga menang telak dengan suara 80,0 persen dan undecided 20,0 persen. Juga di Front Pembela Islam (FPI) Prabowo-Sandiaga 77,8 persen dengan undecided 22,2 persen," kata Rico.

Pengguna media sosial, mulai dari pengguna Facebook, Twitter, hingga Instagram juga menjadi sasaran survei Median. Hasilnya, pasangan nomor urut 02, Prabowo-Sandiunggul atas Jokowi-Ma'rufdi kalangan pengguna media sosial.

Di pengguna Facebook, Jokowi-Ma'ruf mendapatkan 42,4 persen, Prabowo-Sandi 42,9 persen. Di pengguna Twitter, Jokowi-Ma'ruf memperoleh 29,5 persen dan Prabowo-Sandi unggul dengan 59,2 persen.

“Terakhir di pengguna Instagram, Joko Widodo-Ma'ruf Amin 39,1 persen, dan Prabowo-Sandiaga kembali unggul dengan 48,9 persen," kata Rico.

Sementara untuk elektabilitas per wilayah, pasangan Jokowi-Ma'ruf unggul di Pulau Jawa dengan 48,7 persen dan Prabowo-Sandi sebesar 32,7 persen, dan belum memutuskan 18,6 persen. Rico menambahkan, di luar Pulau Jawa Jokowi-Ma'ruf memperoleh 46,6 persen, Prabowo-Sandiaga 39,6 persen, belum memutuskan 13,8 persen. 

"Sedangkan di perdesaan Joko Widodo-Ma'ruf Amin juga unggul dengan 47,8 persen, Prabowo-Sandiaga 33,2 persen, belum memutuskan 19 persen. Di perkotaan, Joko Widodo-Ma'ruf 47,9 persen, Prabowo-Sandiaga Amin 38,7 persen, belum memutuskan 13,4 persen."

Respons dua kubu

Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Erick Thohir menanggapi hasil survei terbaru Median. Erick merasa tak masalah atas hasil survei tersebut.

"Kita yakin apa yang dikerjakan ini sudah baik. Kita akan pertahankan. Dan ini masih lima bulan ke depan. Kalau namanya riset kan naik turun. Itu biasa, sama seperti harga sembako juga naik turun," katanya saat diskusi bersama relawan pada Selasa (27/11).

Erick meyakini elektabilitas Jokowi, bakal melonjak seiring hasil kerja membangun Indonesia tak hanya di Jawa. Contohnya, yaitu pembangunan tol di Sumatra dan Papua.

"Bagaimana jalan-jalan tol di Lampung, di Palembang segera akan diselesaikan untuk tahun ini dan tahun depan supaya ada peningkatan ekonomi di sekitarnya," ujarnya.

Sementara, Prabowo sebelumnya berpesan kepada pendukungnya untuk menghiraukan sejumlah manuver lembaga survei yang selama ini dianggapnya hanya berpihak pada yang memiliki dana. Hal itu disampaikan Prabowo ketika berpidato di depan pendukungnya, di Gedung Dome, Balikpapan, Kalimantan Timur, Ahad (26/11).

"Biarkan survei-survei itu bilang apa. Karena survei itu bisa dibayar, kalau saya mau menang bisa aja saya bayar survei untuk bilang saya menang," tegas Prabowo.

[video] Sandiaga: Pola Pikir Anak Muda Harus Berubah

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement