REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat polisik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio menilai kurang maksimalnya partai politik (parpol) dalam mengkampanyekan pasangan capres dan cawapres yang diusungnya, disebabkan karena beberapa hal. Salah satunya, parpol harus juga berjuang meloloskan calon anggota legislatifnya ke Senayan.
"Patut dicurigai ini karena masalah budget, dana dan waktu," kata Hendri melalui pesan tertulis kepada Republika.co.id, Rabu (28/11).
Seperti diketahui, ada sembilan partai pengusung untuk pasangan nomor urut 01 dan ada empat partai pengusung di pasangan nomor urut 02. Menurut Hendri, para partai pengusung tersebut tetap harus berjuang sendiri-sendiri untuk kemenangan pileg dan capres cawapres yang diusungnya
"Mereka itu harus berjuang sendiri-sendiri dan dana mereka juga terbatas maka kemudian mereka mengatur supaya mereka tidak tersingkir dari Senayan tapi presidennya juga terpilih," jelasnya.
Kemudian faktor yang ke dua lanjut Hendri, karena waktu pemilihan capres yang dianggap masih lama yakni April 2019. Kemudian iklan kampanye di media pun baru diperbolehkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Maret 2019.
"Kan masih lama nih perjalannnya, jangan sampai nanti mereka kehabisan ide sendiri Pilpres 2018 sampai April 2019, jadi saya melihatnya dua hal itu pasti dipertimbangkan," ujar Hendri.
Ia juga menilai bahwa sampai saat ini memang baik dari kubu Prabowo-Sandi dan kubu Jokowi Ma`ruf Amin belum terlihat sepenuhnya melakukan kampanye. Hendri menebak, bahwa kampanye masing-masing kubu baru akan ramai pada Januari 2019 nanti.
"Sekarang belum jor-joran dan masih biasa-biasa saja, kita lihat sekitar Januari. Saya rasa sudah banyak yang mulai ngegas. Kalau sekarang pada simpan dana dulu logistiknya terbatas," jelasnya.