REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Presiden RI ke-6 sekaligus Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengusulkan agar sistem kampanye diperbaiki untuk pemilu selanjutnya. Usulan itu bertolak dari hasil pengamatan SBY atas kegiatan kampanye Pemilu 2024 dalam dua bulan terakhir.
SBY mengatakan, Pemilu 2024 adalah pemilu kedua yang menyatukan pemilihan presiden dengan pemilihan anggota legislatif. Masa kampanye pun penuh hingar bingar dan berlangsung dengan gegap gempita.
Menurut dia, rakyat kurang mengetahui secara utuh dan mendalam, apa visi dan misi pasangan capres-cawapres karena masa kampanye yang pendek, yakni 75 hari. Rakyat lebih tidak mengetahui lagi visi dan misi partai-partai politik dan para calon anggota legislatif.
"Sepertinya, para penyelenggara pemilu lebih menitikberatkan pada pemilihan presiden. Padahal, tanggal 14 Februari ini, rakyat kita juga akan memilih Partai-partai Politik serta memilih anggota DPR RI, DPD RI dan DPRD untuk masa bhakti 5 tahun ke depan," kata SBY ketika menyampaikan pidato politiknya di Avenzel Hotel, Kota Bekasi, Jawa Barat, Rabu (7/2/2024), tepat tujuh hari jelang pemungutan suara Pemilu 2024.
Lebih lanjut, SBY menegaskan bahwa anggota DPR/DPRD dan partai politik tak kalah penting dibanding presiden. Karena itu, dia mengusulkan perbaikan sistem kampanye agar pemilu tak lagi hanya fokus pada pilpres.
"Saya berpendapat, ke depan, sistem, konsep dan aturan kampanye perlu diperbaiki dan disempurnakan," ujarnya.
SBY juga mengusulkan agar format dan tata cara debat capres-cawapres diperbaiki. Harus dibuat format yang memungkinkan rakyat bisa mengetahui secara utuh apa solusi dan kebijakan konkrit para capres-cawapres untuk mengatasi masalah dan memajukan Indonesia 5 tahun ke depan.