REPUBLIKA.CO.ID, SALATIGA -- Ratusan santri dan puluhan mahasiswa di Salatiga, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah mendeklarasikan anti hoaks dan anti politisasi suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Deklarasi itu dilaksanakan bersama dengan acara Literasi Media dan Tausiyah di Pondok Pesantren Wakaf Literasi Islam (WALI), Salatiga, Kamis (29/11).
Deklarasi ini dilakukan demi tegaknya nasionalisme di Indonesia. "Kami warga santri dan mahasiswa serta masyarakat Se-Salatiga, dengan ini menyatakan menolak segala berita bohong atau hoaks serta sentimen bermuatan suku, agama, ras, dan antar golongan," kata Ketua Pelaksana Acara, Hafyz Marshal dalam keterangan tertulis, Kamis (29/11).
Hafyz melanjutkan, santri siap turut serta menjaga keutuhan NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Santri juga siap menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat serta kerukunan masyarakat khususnya di wilayah Salatiga dan sekitarnya.
Di tempat yang sama, Pimpinan Ponpes WALI, KH Anis Maftukhin mengapresiasi acara Literasi Media dan deklarasi santri serta mahasiswa. Menurutnya, santri dan mahasiswa sudah seharusnya menjadi garda paling depan yang memerangi hoax dan sentimen atau politisasi bermuatan SARA.
Sebagai intelektual Islam, lanjut dia, santri dan mahasiswa harus menjadi pelopor dalam menyajikan informasi yang sehat dan mendidik serta mengedepankan sikap saling menghargai kerukunan beragama. Menurut dia, santri adalah pembawa misi Islam yang damai, yang mengutamakan kemaslahatan, dan anti kebohongan.
"Santri juga siap untuk saling memberikan informasi yang sehat dan berimbang serta sesuai fakta demi keharmonisan masyarakat di Salatiga sekaligus mendukung jalannya pemerintahan saat ini," tambah Anis.