Jumat 30 Nov 2018 15:05 WIB

Lumajang Siap Dukung Target Swasembada Bawang Putih Nasional

Saat ini 95% kebutuhan bawang putih nasional dipenuhi dari impor

Red: EH Ismail
Direktur sayuran dan tanaman obat Kementan, Anton Prihasto menghadiri acara
Direktur sayuran dan tanaman obat Kementan, Anton Prihasto menghadiri acara "Panen perdana dan gerakan tanam bawang putih" di Lumajang, Jawa Timur

REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Kementerian Pertanian berupaya mengembangkan penanaman bawang putih untuk mendukung target swasembada bawang putih nasional pada 2021. Salah satu lokasi penanaman bawang putih adalah di Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.  Untuk musim ini, telah ditanam bawang putih seluas 15 hektare bekerjasama dengan importir bawang putih PT Haniori.

Untuk meningkatkan gairah petani Lumajang dalam bertanam bawang putih, Pemkab Lumajang menggelar "Panen perdana dan gerakan tanam bawang putih".  Kegiatan dilaksanakan di Desa Argosari, Kecamatan Senduro. Acara dihadiri Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementan Dr Anton Prihasto, Asda, Kadisperta Lumajang, Kepala BPTP Jatim, Kodim, importir bawang putih dan kelompok tani.

Direktur sayuran dan tanaman obat Kementan, Anton Prihasto mengatakan, saat ini 95% kebutuhan bawang putih nasional dipenuhi dari impor. Kendala utama dalam swasembada bawang putih adalah ketersediaan benih dan melatih serta memotivasi kembali petani bawang putih yang sudah lama tidur

Menurut Anton, pemerintah mengeluarkan Permentan 38 tahun 2017 yang menyebutkan importir bawang putih harus tanam 5 persen dari kuota impor dan harus berproduksi paling tidak 6 ton/ha. Terkait program ini, maka beberapa importir bawang putih diantaranya PT Haniori, CV Bawang Mas 99, PT Aman Buana Putra dan PT. Fajar Mulia Transindo menjalin kemitraan dengan kelompok tani di Kabupaten Lumajang untuk bertanam bawang putih.

Dalam kesempatan ini Asda mewakili Bupati Lumajang menyampaikan harapannya supaya BPTP Jatim bisa melakukan pembinaan teknologi budidaya untuk meningkatkan produktivitas bawang putih yang ditanam petani.

Menanggapi hal tersebut, Kepala BPTP Jatim, Dr Chendy Tafakresnanto menjelaskan, BPTP Jatim akan melaksanakan Bimtek teknologi budidaya bawang putih di Kabupaten Lumajang selain pendampingan yang selama ini sudah berjalan.  Menjawab keraguan petani Lumajang tentang produktivitas bawang putih yang biasanya hanya berkisar 2,5 ton/ha, BPTP Jatim telah melaksanakan kaji terap teknologi budidaya bawang putih dengan produktivitas mencapai 17 ton/ha.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement