Selasa 04 Dec 2018 15:30 WIB

Mereka Dibantai Setelah Ambil Gambar Upacara HUT OPM

Terjadi pembunuhan di Papua terhadap 31 pekerja jembatan oleh KKB.

Rep: Ronggo Astungkoro, Dessy Suciati Saputri, Antara, Febrianto Adi Saputro/ Red: Andri Saubani
[ilustrasi] Seorang anggota  Aliansi Mahasiswa Papua (APM) menggambar wajahnya dengan bendera Bintang Kejora.
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
[ilustrasi] Seorang anggota Aliansi Mahasiswa Papua (APM) menggambar wajahnya dengan bendera Bintang Kejora.

REPUBLIKA.CO.ID, Sebanyak 31 orang pekerja Istaka Karya yang sedang membangun jembatan di Kali Yigi dan Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua tewas dibunuh. Mereka diduga dibunuh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), pada Ahad (2/12).

Berdasarkan keterangan Polda Papua, hingga Senin (3/12) pukul 22.35 WIT, sebanyak 24 orang dibunuh terlebih dahulu. Kemudian, delapan pekerja lain sempat menyelamatkan diri ke rumah seorang anggota DPRD. Namun, delapan orang itu dijemput oleh KKB, tujuh di antaranya dibunuh dan satu orang belum ditemukan.

Kapendam Cenderawasih XVII, Kolonel Inf Muhammad Aidi, mengatakan, kejadian pembunuhan di Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, Papua, masih berkaitan dengan peringatan hari jadi organisasi papua merdeka (OPM). Ia menyebutkan, ada pekerja yang melihat dan mengambil gambar saat OPM melakukan upacara pada Ahad (2/12) lalu.

"Informasi awal, salah satu pemicu kejadiannya ini, pada 2 Desember hari Minggu, mereka melaksanakan upacara ulang tahun yang mereka declare sebagai hari kemerdekannya, kemudian ada pekerja jalan yang ikut nonton dan ikut mengambil gambar dari kejadian itu," ujar Aidi di Jakarta, Selasa (4/12).

Aldi menerangkan, setelah pekerja itu mengambil gambar proses upacara, kelompok yang melaksanakan upacara tersebut marah. Mereka kemudian menyerang seluruh pekerja yang ada di sana. Aidi menuturkan, hal tersebut mengindikasikan, mereka tak mau kegiatan yang mereka lakukan terpublikasi ke luar.

"Apalagi sampai diketahui aparat kemanan. Sehingga dia berpikiran semua pekerja di situ membocorkan kegiatan mereka. Lantas mereka bantai semuanya," kata dia.

Kabid Humas Polda Papua, Komisaris Besar Polisi Ahmad Mustofa Kamal melalui keterangan tertulisnya menjelaskan kronologi peristiwa. Pada Sabtu (1/12) malam, Manajer Proyek jembatan Habema-Mugi bernama Cahyo, mendapat telepon dari nomor yang biasa dipegang oleh Jhoni, koordinator lapangan pembangunan jembatan.

"Namun, Cahyo tidak paham dengan maksud pembicaraan orang yang menelepon tersebut," kata Kamal, Senin (3/12).

Jhoni diketahui sedang melaksanakan pembangunan jembatan di Kali Aurak - Yigi, Nduga. Sementara, seorang pegawai Bina Marga bernama Monang Tobing melakukan komunikasi SMS dengan Jhoni pada tanggal 30 November 2018. Diduga, penelepon Cahyo tersebut adalah KKB yang menculik para pekerja.

Berdasarkan informasi pos Satgas Pamrahwan 755/Yalet di Napua-Wamena, pada 30 November 2018 pukul 04.00 WIT tercatat satu unit mobil Ran Strada dengan muatan BBM Solar milik PT Istaka Karya menuju Camp Istaka Karya di Distrik Yigi, Mobil itu membawa lima orang pegawai dan tiba kembali di Wamena pada pukul 18.30 WIT.

Selanjutnya, pada 1 Desember 2018 tercatat dua mobil menuju ke Camp Distrik Yigi dengan masing-masing membawa 15 orang pekerja proyek dari PT Istaka Karya. Pada 2 Desember 2018 malam, satu mobil Strada kembali ke Wamena dan pada Senin, 3 Desember 2018 satu mobil Strada kembali lajuran dari Wamena ke Distrik Mbua Kabupaten Nduga.

"Apalagi sampai diketahui aparat kemanan. Sehingga dia berpikiran semua pekerja di situ membocorkan kegiatan mereka. Lantas mereka bantai semuanya," Kapendam Cenderawasih XVII, Kolonel Inf Muhammad Aidi

"Dari informasi bahwa satu mobil Strada yang membawa 15 orang pekerja proyek dari PT Istaka Karya sampai saat ini belum kembali ke Wamena," jelas Kamal.

Mendapat informasi tersebut, personel gabungan Polri dan TNI  bergerak dari Wamena menuju Distrik Yigi Kabupaten Nduga. Namun saat tiba di kilometer 46, tim bertemu dengan salah satu mobil dari arah Distrik Bua dan menyampaikan untuk tim segera balik karena jalan di blokir oleh Kelompok Kriminal Bersenjata.

"Tindakan kepolisian yang dilakukan yakni menerima laporan, melakukan koordinasi dengan pihak terkait, melakukan pengecekan tentang informasi tersebut," ujar Kamal.

Ada dua karyawan PT Istaka Karya dilaporkan berhasil selamat dari penyerangan KKB di Distrik Yall, Kabupaten Nduga. Menurut Kapolda Papua Inspektur Jenderal Polisi Polisi Sormin, dua karyawan yang selamat saat ini sudah dievakuasi dan dalam perjalanan menuju Wamena.

Sormin mengatakan, kedua karyawan yang berhasil selamat setelah melarikan diri ke Mbua kini dievakuasi ke Wamena yakni Martinus Sampe dan Jefrianto. Sedangkan evakuasi puluhan karyawan yang tewas di Yall masih belum dapat dilakukan karena pasukan belum sampai ke lokasi.

"Mudah-mudahan evakuasi dapat berlangsung aman," kata Sormin yang mengaku saat ini berada di Wamena.

Anggota Polri sedang menuju Yall untuk mengevakuasi para korban sehingga dapat diketahui dengan pasti berapa jumlahnya. Adapun, dua pekerja PT Istana Karya yang selamat,  Martinus Sampe mengalami luka tembak di kaki kiri dan Jefrianto luka tembak di pelipis kiri.

photo
Presiden Joko Widodo bersama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyusuri Jalan Trans Papua di ruas Wamena-Mamugu dengan mengendarai sepeda motor trail, Rabu (10/5).

Baca juga

Instruksi Jokowi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku telah menginstruksikan Kapolri dan Panglima TNI menyelidiki kasus penembakan terhadap 31 pekerja. “Saya perintahkan tadi pagi ke Panglima dan Kapolri untuk dilihat dulu karena ini masih simpang siur. Karena diduga itu, karena sinyal di sana nggak ada. Apa betul kejadian seperti itu,” ujar Jokowi.

Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu pu angkat bicara terkait peristiwa pembantaian terhadap 31 pekerja proyek Istaka Karya. Ia menegaskan, para pelaku penembakan terhadap 31 pekerja tersebut bukanlah KKB, melainkan Kelompok Pemberontak.

"Mereka itu bukan kelompok kriminal, tapi pemberontak. Kenapa saya bilang pemberontak? Ya kan mau memisahkan diri, Papua dari Indonesia," ungkap Ryamizard di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (4/12).

Ryamizard menilai, upaya-upaya pemberontakan yang dilakukan kelompok tersebut harus ditangani oleh TNI langsung. Berbeda jika dikatakan kelompok kriminal yang penanganannya dilakukan oleh polisi. Menurut Ryamizard, penembakan tersebut dilakukan oleh kelompok yang sama.

Sementara, saat disinggung terkait solusi permasalahan itu, secara tegas Ryamizard menjelaskan bahwa tidak ada negosiasi terhadap kelompok pemberontak tersebut. "Bagi saya tidak ada negosiasi. Menyerah atau diselesaikan. Itu saja," ucapnya.

photo
Menteri PUPR Basoeki Hadimoelyono menunjuk peta jaringan jalan Trans Papua di PLBN Terpadu Skouw, Kota Jayapura, Papua, Senin (8/5).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement