REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wanita Syarikat Islam (WSI) memperingati hari lahirnya yang ke-100 tahun pada Jumat (7/12). Peringatan tersebut dilaksanakan di Gedung Nusantara V MPR RI, Jakarta Pusat.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Wanita Syarikat Islam Valina Singka Subekti mengatakan, sejak didirikan, WSI tidak pernah berhenti bergiat dalam program-program penguatan masyarakat.
“Hingga saat ini, Wanita Syarikat Islam konsisten terlibat aktif memperjuangkan berbagai isu untuk melindungi kepentingan perempuan, anak, dan memperkuat ketahanan keluarga," katanya.
Sejumlah isu yang menjadi perhatian antara lain isu kesetaraan dan keadilan gender. Oleh karena itu, WSI mendukung sepenuhnya untuk segera direalisasikannya UU Penghapusan kekerasan terhadap perempuan. Hal tersebut dirasa sangat mendesak karena tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak seperti KDRT, pelecehan seksual dan tindak perkosaan serta kasus incest terus meningkat
WSI memandang perlu diprioritaskan program-program penguatan ketahanan keluarga untuk memperkuat fondasi keluarga sebagai ‘basic institution’ untuk melahirkan sumber daya manusia yang cerdas, berkualitas, beriman,bertakwa dan berakhlak mulia yang menjadi cita-cita para pendiri bangsa.
“Dalam kaitan ini WSI mengusulkan perlunya cuti hamil melahirkan ditingkatkan dari 3 bulan menjadi 6 bulan dan 9 bulan secara bertahap disesuikan dengan kemampuan ekonomi negara. WSI juga mendorong lahirnya kebijakan yang mengharuskan perkantoran menyediakan tempat penitipan anak balita (day care) sehingga ibu bekerja tetap bisa mengasuh dan memberikan ASI sambil ibu bekerja," katanya.
Tak hanya itu, isu yang terkait dengan penguatan ekonomi ummat, kesehatan, pendidikan dan lingkungan hidup juga menjadi perhatian untuk mendorong tercapainya berbagai indikator dalam Sustainable Development Goals (SDG’s).
Dalam peringatan 100 tahun WSI ini, selain diadakan acara puncak peringatan dengan menghadirkan sejumlah tokoh publik, WSI juga meluncurkan Gerakan Nasional Orang Tua Asuh dan Gerakan Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak, Seminar nasional tentang Ketahanan Keluarga, serta Launching Buku ‘Kapita Selekta, Cinta, Perkawinan dan Keluarga’ karya Zubaidah Muchtar.
Sebelumnya, PP WSI juga telah melakukan bakti sosial berupa cek kesehatan dan pengobatan gratis masyarakat tidak mampu di Masjid Jami’ Matraman pada 17 November 2018 lalu. Usai puncak peringatan Milad Satu abad WSI, WSI akan melakukan Musyawarah Kerja Nasional yang mengusung tema “Penguatan Peran Starategis Perempuan dalam Membangun Indonesia Sejahtera dan Berkeadilan”.
Untuk diketahui, keberadaan Wanita Syarikat Islam (WSI) berawal dari Sarekat Siti Fatimah tahun 1918 di Garut dan menjadi salah satu pemrakarsa penyelenggaraan Kongres Wanita Indonesia yang pertama tahun 1928 dan turut aktif berjuang mencapai Indonesia merdeka. Kelahiran WSI tidak dapat dipisahkan dari Syarikat Dagang Islam (SDI) 1905 dan Syarikat Islam yang didirikan HOS Tjokroaminoto tahun 1906.
SDI dan SI adalah pelopor pergerakan kebangsaan Indonesia yang paling awal. Kesetaraan serta prinsip persamaan hak dan kedudukan menjadi salah satu ciri utama organisasi SI. Prinsip persamaan, kebebasan dan persaudaraan dan kemerdekaan menjadi prinsip utama perjuangan SI dalam memperjuangkan Indonesia merdeka.