Jumat 07 Dec 2018 15:19 WIB

Tetap Berkantor Meski Berusia 100 Tahun

Bekerja adalah salah satu cara menjaga pikirannya tetap aktif.

Chang Yun Chung
Foto: Youtube.com
Chang Yun Chung

REPUBLIKA.CO.ID,

Oleh Fergi Nadira

Usia lanjut tak menghalangi miliarder asal Cina, Chang Yun Chung, tetap pergi ke kantor setiap hari. Menurut pendiri Pasific International Lines (PIL) itu, diam di rumah bukanlah pilihan pada usianya yang beranjak 100 tahun.

Laman Daily Mail edisi Rabu (5/12) menyebutkan, Chang menduduki pering kat 1.248 sebagai orang terkaya versi Forbes. Setiap datang kantor, ia tak segan menggelar rapat yang intensif dengan para kepala departemen di kantornya.

Jabatan pemimpin eksekutif telah dilimpahkan ke puteranya, Teo Siong Seng, awal tahun ini. Namun, Chang menjadi salah satu pengusaha di Singapura yang bersikeras ke kantor setiap hari, seperti yang dilakukannya 51 tahun terakhir. "Ini kebiasaan saya," ujar Chang dikutip laman CNBC International, Kamis (6/12).

Sebagai pendiri dan penasihat PIL, Chang mengatakan, mengunjungi kantor pusat PIL Singapura setiap hari untuk menjalankan perusahaannya dan mengecek setiap departemen yang ada di sana. "Setiap hari saya menulis semua kegiatan yang saya jalani di buku harian saya, semuanya," ujarnya.

Bagi Chang, bekerja adalah salah satu cara menjaga pikirannya tetap aktif. Selain itu, tujuannya ke kantor setiap hari guna menjaga hubungan dengan perusahaan yang didirikannya sejak 1967. "Saya tidak bisa tinggal di rumah. Jika di rumah saya akan sangat bosan," ujar miliarder itu.

Meski demikian, hal itu hanya sebagian darinya. Chang juga membimbing Teo dalam membawa tanggung jawab yang lebih besar. PIL merupakan salah satu dari 20 perusahaan pelayaran teratas dunia dengan 18 ribu karyawan.

Teo mengatakan, dirinya kerap dibimbing oleh ayahnya dua kali sehari. Sekali pada pagi hari dan usai makan siang. "Saya mendapatkan pengajaran dari ayah saya soal wawasan yang dia punya dan saya lebih belajar lebih banyak gaya kepemimpinannya," kata Teo.

"Ketika saya masih muda saya mudah marah, jadi gaya kepemimpinan saya keras," kata Teo. "Tapi ayah saya mengajarkan saya satu hal yang dalam bahasa Cina disebut yi de fu ren. Artinya jika Anda ingin dihormati, itu bukan karena otoritas, kekuatan atau kerasnya diri Anda, tetapi lebih karena integritas Anda, kualitas Anda, bahwa orang-orang benar-benar menghormati Anda dan mendengarkan Anda," ujar Tao.

Nilai-nilai yang diajarkan Chang terbukti sangat penting, terlebih saat 2009 Teo menjabat sebagai direktur pelaksana. Saat itu, Teo harus mengurus pembajakan salah satu kapal perusahaan oleh perompak di lepas pantai Afrika Timur. "Saya pemarah, tapi, jika Anda kehilangan kesabaran, Anda tidak bisa mengendalikan diri sendiri," katanya. ¦ ed: yeyen rostiyani

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement