REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Istri para Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Purbalingga diminta mengontrol suaminya dalam mendapatkan uang. Sebab, menurut Asisten Administrsi Umum Sekda Purbalingga, Tri Gunawan Setyadi, tidak sedikit kasus ASN terjerat korupsi karena kurangnya pengawasan dari istri.
Tri mengatakan, salah satu hal yang perlu dikontrol para istri ASN, adalah bila suaminya mendapat uang yang cukup besar di luar penghasilan resmi atau gajinya. "Bila mengetahui hal ini, istri ASN harus menanyakan langsung darimana uang tersebut diperoleh," katanya saat menghadiri peringatan HUT ke-19 Dharma Wanita di Pendapa Setda Purbalingga, Jumat (7/12).
Ia berkata, jika yang yang didapat merupakan pemberian seseorang, maka istri ASN harus memperingatkan karena kemungkinan bentuk gratifikasi. Terlebih bila uang tersebut terkait dengan kedudukannya sebagai ASN.
"Selama ini banyak kasus korupsi yang menjerat para ASN disebabkan karena kurangnya kontrol dari keluarga, terutama dari isterinya. Dalam hal ini, istri ASN harus berani mengingatkan suaminya karena kalau sampai tersangkut masalah korupsi, seluruh keluarganya juga akan merasakan akibatnya," jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Tri menyampaikan pesan dari Plt Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, yang meminta anggota Dharma Wanita Purbalingga selalu meningkatkan kapasitasnya. Sehingga para istri bisa mendukung kinerja suami, dan tidak menjadikan organisasi DWP justru sebagai ajang menyebar hoaks.
"Ibu Plt Bupati, dan juga Pak Sekda, minta agar anggota Dharma Wanita Purbalingga tidak senang ngerumpi. Beliau meminta agar isteri ASN di Purbalingga, bisa mendukung kinerja suami dengan peningkatan kapasitas pribadi," katanya.
Bersamaan dengan peringatan HUT ini, Dharma Wanita Purbalingga sebelumnya telah menggelar berbagai kegiatan sosial. Antara lain menggelar acara donor darah dan rehab RTLH pada sejumlah rumah warga miskin.