REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Unit Pelaksana Kegiatan (UPK) Badan Air, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengerahkan tujuh truk untuk mengangkut sampah yang tersangkut di Pintu Air Manggarai, Jakarta Pusat, Jumat kemarin.
"Biasanya hanya lima truk. Tapi karena saat ini musim penghujan, jadi kita tambah lagi untuk mengantisipasi naiknya air di Pintu Air Manggarai," ujar Fauzi, petugas UPK Badan Air saat ditemui di Pintu Air Manggarai.
Menurut dia satu truk mampu menampung 12 kubik sampah atau sekitar 12 ton. Sampah akan dibawa ke tempat pembuangan sampah sementara di Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur, sebelum dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Kabupaten Bekasi.
Jam kerja pengangkutan sampah, tambahnya, tergantung kondisi di Pintu Air Manggarai. Bahkan, UPK Badan Air beberapa kali berjaga 24 jam karena volume sampah lebih banyak dari biasanya.
Saat musim hujan, UPK Badan Air juga mengerahkan Satgas Banjir yang yang bertugas pada sore hari untuk membantu membersihkan pintu air dari sampah. "Hari ini mulai angkut sampah sekitar pukul 06.00 WIB. Biasanya, kita selesai pukul 15.00, tergantung kondisi aja," kata Fauzi.
Sampah yang ada di Pintu Air Manggarai diangkat menggunakan dua alat berat, lalu dipindahkan ke dalam truk, katanya. Setiap alat berat membutuhkan waktu 15-30 menit untuk mengisi satu truk sampah.
"Kita pernah mengerahkan sampai tiga alat berat untuk mengangkat sampah," katanya.
Sampah yang diangkut kebanyakan adalah plastik, bambu, dan gabus. Namun, beberapa kali ditemukan sampah-sampah yang unik, seperti kulkas, kasur, dan kipas angin. Pintu Air Manggarai berperan sebagai pengatur aliran air yang akan menuju Banjir Kanal Barat.