REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih Pelita Jaya Basketball Fictor Roring mengaku timnya cenderung memaksakan untuk mengoptimalkan area perimeter saat menghadapi Satria Muda (SM) Pertamina Jakarta. Hal itu, malah menjadi senjata makan tuan. Pelita Jaya menelan kekalahan 53-70 dari SM Pertamina dalam laga lanjutan Seri II IBL Pertamax 2018/2019 di Britama Arena, Jakarta, Sabtu (8/12).
"Sebetulnya kami punya kemewahan line-up yang kualitasnya sama baik untuk bermain di luar maupun di dalam. Hari ini statistik memperlihatkan kami banyak memaksakan di luar dan itu ternyata menyakiti diri kami sendiri," kata Ito, sapaannya, dalam jumpa pers purnalaga.
Statistik pertandingan mencatat Pelita Jaya berusaha melepaskan 28 kali percobaan tembakan tripoin sepanjang laga, namun hanya lima di antaranya yang berbuah poin alias tingkat akurasi 17,9 persen. Sebaliknya, Satria Muda sedikit lebih baik dalam hal tembakan tripoin, mencapai 33 persen lewat tujuh keberhasilan dari 21 kali percobaan.
Hal itu belum ditambah dengan keperkasaan Satria Muda di area dalam, yang terlihat dengan raihan 36 poin di paint area dibandingkan 26 poin milik Pelita Jaya.
Hal senada juga disampaikan oleh pemain impor Pelita Jaya, Kore White, yang kendati tampil dominan hanya membukukan delapan poin dan delapan rebound pada laga tersebut.
"Laga tadi memperlihatkan bahwa kami masih punya banyak hal untuk diperbaiki. Mengatur ulang cara bermain kami," kata White.
"Sebab saya yakin tim ini bisa main bagus baik di dalam maupun di luar, tapi kami harus tahu kapan waktunya untuk menerobos masuk dan kapan untuk melepaskan tembakan dari luar," ujarnya menambahkan.
Evaluasi tersebut bakal menjadi bahan penting bagi Pelita Jaya menjelang laga pamungkas mereka di Seri II menghadapi Satya Wacana Salatiga pada Ahad (9/12).