REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pelatih Mitra Kukar FC, Rahmad Darmawan mengakui dirinya geram dengan kepemimpinan wasit Prasetyo Hadi saat timnya kandas dari Persija Jakarta. Laga kedua kesebelasan di Gelora Bung Karno (GBK) pada pekan final Liga 1 2018, Ahad (9/12) berakhir dengan kekalahan Mitra Kukar dengan skor 1-2 atas Persija.
Meski menilai minus kepemimpinan wasit, Rahmad Darmawan mengakui keunggulan Persija atas Mitra Kukar. Dua gol kemenangan Persija tersebut, milik striker Marko Simic. Gol kemenenangan tersebut terjadi pada menit ke-17 lewat sepakan penalti, dan pada menit ke-59 lewat sundulan.
Satu gol balasan Mitra Kukar, dicetak oleh Aldino Herdianto yang terjadi pada menit ke-88. Rahmad Darmawan, menyoroti dua gol kemenangan Macan Kemayoran tersebut.
Penilaian dari pelatih 52 tahun itu, membuat ia membeberkan aksi protesnya terhadap kepemimpinan wasit Prasetyo Hadi. ”Saya memang dua kali protes keras terhadap wasit. Saya marah kepada wasit dan meminta wasit dan perangkat pertandingan melihat siaran ulang terjadinya gol,” kata Rahmad Darmawan usai laga di GBK Jakarta, Ahad (9/12). Akan tetapi, permintaan tersebut tak digubris wasit.
Rahmad Darmawan menerangkan gol pertama Simic yang terjadi lewat hukuman penalti. Kata mantan pelati Sriwijaya FC tersebut, tak seharusnya wasit menunjuk titik putih.
Meski ia mengakui dua pemain belakang Mitra Kukar menjatuhkan Simic di kotak penalti. Tetapi, jaruhnya Simic dalam posisi sedang tak menerima bola.
“Saya protes karena Simic saat jatuh sedang tidak menguasai bola,” ujar dia.
Meski protes, keputusan wasit menghukum Mitra Kukar dengan penalti tak bisa dibatalkan. Adapun gol kedua Simic, kembali menjadi kontroversi.
Gol kedua tersebut, bahkan sempat menghentikan pertandingan hampir tiga menit. Para pemain Mitra Kukar, dan ofisial protes keras terhadap wasit. Rahmad Darmawan yang selama ini dikenal sebagai pelatih pendiam, dan tampak terlihat marah, pun melampiaskan kekecewaannya.
Menurut dia, pada gol kedua tersebut tak seharusnya wasit mensahkan. Sebab Rahmad menilai, sundulan Simic terjadi setelah terjadi pelanggaran yang dilakukan Ramdhani Lestaluhu terhadap kiper Yoo Jae-hoon. Pelanggaran tersebut, yaitu berupa aksi Lestaluhu yang menghalang-halangi Jae-hoon merebut bola di udara menangkal bola liar sebelum Simic melakukan tandukan.
“Gol kedua saya datangi asisten wasit. Saya minta lihat video ulang. Saya marah mengatakan kepada wasit, itu (aksi Lestaluhu) melakukan pelanggaran. Karena posisi kiper yang berada di zona penyelamatan yang tidak boleh diganggu siapa pun,” sambung Rahmad Darmawan. Akan tetapi, tetap saja wasit mengesahkan gol kedua milik Persija tersebut.
Skor 2-0 keunggulan Persija bertahan sampai menjelang pertandingan bubar. Namun, Mitra Kukar berhasil memperkecil kedudukan menjadi 2-1 pada menit ke-88.
Sampai pertandingan bubar, skor 2-1 membuat Persija mengklaim gelar juara Liga 1. Sedangkan nasib buruk bagi Mitra Kukar, dengan kekalahan ini membuat tim tersebut harus terdegradasi ke Liga 2 musim 2019.