REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi Ayah Wahbe, menjadi Muslimah adalah pilihan hidup. Dengan mengimani Islam, hati merasakan ketenangan. Ini adalah sesuatu yang dicari seluruh manusia dari berbagai zaman.
Ajaran agama yang dibawa nabi siapa pun pasti mengarahkan pada ketenangan, tak terkecuali yang didakwahkan Rasulullah. Dengan kegiatan sosial yang rutin dilaksanakannya sehari-hari, Ayah berharap masyarakat yang belum membuka hatinya untuk mau menerima keragaman. Muslim adalah entitas dan bagian kehidupan Australia.
Mereka sudah ada jauh sebelum negeri ini berdiri. Sejak dulu mereka ada di sini membangun kehidupan masyarakat. Karena itu semua pihak harus selalu mendukung keberadaannya.
Muslim juga harus membaur dan menyatu dengan kehidupan sekitarnya, dengan tetap memegang teguh prinsip keimanan. Kalau ada cobaan, maka hadapi saja dengan sepenuh hati. Ayah meyakini, cobaan tersebut akan seamakin menguatkan hati. Muslim akan semakin percaya diri dan memiliki keyakinan yang kuat.
Keimanan akan menguatkan langkah dan sikap mereka untuk menatap hari esok yang lebih baik. Pihaknya meyakini Islamfobia semakin ditinggalkan masyarakat sekitar.
Penyakit sosial itu akan semakin tertekan, seiring perkembangan masyarakat Australia yang semakin dewasa. Kini Muslim di sana tak menghadapi kendala untuk tampil dan mengekspresikan keyakinannya di ruang publik.
Mereka dapat tampil di masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan, mewarnai dinamika sosial, dan membangun nilai. Kontribusi umat Islam di sana semakin dirasakan. Mereka semakin percaya diri untuk menunjukkan eksistensinya di tengah bayang-bayang islamfobia yang semakin tenggelam dan ditinggalkan.