Senin 10 Dec 2018 21:51 WIB

Jejak Sejarah Islam di Nepal

Keberadaan Muslim di Nepal terkait dengan perdagangan.

Seorang Muslim tengah berdoa di depan Masjid Kashmiri Taqiya, Kathmandu, Nepal.
Foto: Reuters
Seorang Muslim tengah berdoa di depan Masjid Kashmiri Taqiya, Kathmandu, Nepal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Islam di Nepal memiliki jejak sejarah yang panjang. Dalam Nepali Times, 2004, keberadaan Muslim di Nepal berawal pada akhir 1400-an di era Raja Ratna Malla. Mereka, yakni pedagang dari Kashmir, Afghanistan, dan Irak.

Pada 1524 Raja Malia sengaja mengundang tentara Muslim India dan Aghanistan untuk melatih tentara Kerajaan Nepal menggunakan senjata. Raja Malla bahkan mengirim utusan kepada Muslim Kashmir di Lhasa untuk datang ke Kathmandu guna membuka pasar perdagangan tekstil, karpet, syal, dan barang-barang berbahan wol lainnya.

Muslim gelombang pertama yang datang ke Kathmandu ini tak hanya diramaikan kelompok pedagang. Ikut serta bersama mereka para ulama. Tahun itu juga dibangun masjid pertama di Nepal, Kashmiri Taquia yang kini berada di dekat perguruan tinggi ternama Nepal, Tri Chandra.

Melihat sistem pengadilan Dinasti Mughal di Delhi, Raja Malla juga mempekerjakan Muslim India sebagai penasihat hukum kerajaan dan pegawai pengadilan pada eranya. Tak hanya itu, musisi, spesialis parfum, dan ornamen juga mempunyai tempat di Nepal.

Baca: Nepal Akui Eksistensi Umat Islam

Sekira 1700-an, kerajaan-kerajaan kecil di wilayah Nepal berhasil ditaklukkan Raja Prithbi Naraya, kecuali Kerajaan Tarai. Warga Muslim yang berpengetahuan dan pandai bahasa Arab dan Persia dijadikan diplomat oleh Raja Naraya.

Pada akhir era kekuasaannya, Raja Naraya mencurigai umat Islam dan  menduga mereka mulai tidak setia kepada raja. Ia lalu mengusir umat  Islam dari Nepal pada 1774. Namun para pedagang Muslim Kashmir bertahan di sana dan berhasil selamat dari upaya penangkapan sang raja.

Pada 1857, perlawanan terhadap Inggris di India, Sepoy Mutiny, pecah. Banyak umat Islam yang pergi ke wilayah Kerajaan Terai di perbatasan untuk menghidari penahanan oleh Inggris. Mereka bekerja sebagai pengarajin kulit dan buruh pertanian. Kerajaan Terai sendiri akhirnya berhasil dikuasai raja Nepal.

Seorang petinggi pengadilan Kerajaan Delhi, Bahadur Shah Zafar, juga lari ke Kathmandu saat Sepoy Mutiny berlansung. Ia termasuk yang berperan penting dalam renovasi Masjid Jama di Kathmandu. Bahadur Shah Zafar wafat dan dimakamkan di Kathmandu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement