Selasa 11 Dec 2018 15:46 WIB

BWI Apresiasi Program Wakaf Produktif

Model wakaf di Indonesia acapkali terpaku pada masjid, sekolah, hingga pemakamaman.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Wakaf Al-Quran
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Wakaf Al-Quran

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Wakil Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) Iman T Saptono menyambut positif peluncuran program-program Global Wakaf. Dia mengapresiasi ikhtiar Global Wakaf dalam membangun perekonomian dan kesejahteraan umat melalui sejumlah program wakaf yang produktif dan inovatif.

Iman menilai, paradigma wakaf dibangun Global Wakaf dengan memadukan para pemangku kebijakan wakaf dalam suatu jaringan yang memadukan sektor hulu dan hilir.

"Ini memberikan harapan baru bagi perwakafan nasional. Harapannya wakaf dapat kembali menjadi pilar ekonomi umat yang membawa kesejahteraan umat," ujar Imam saat peresmian program-program andalan Global Wakaf dengan mengusung tema 'Rangkai Kemanfaatan, Segerakan Kebaikan' di Islamic Center NTB, Selasa (11/12).

Imam menyebutkan, ekosistem wakaf yang tersebar di seluruh Indonesia ini telah memberikan maslahat bagi masyarakat luas. Ia menilai, wakaf secara perlahan mulai menggerakan energi produktivitas umat menuju masyarakat yang mandiri dan berdaya.

"Wakaf akan terus mengalir manfaat sampai akhir zaman," kata Imam.

Pemberdayaan wakaf, kata dia seharusnya dimulai dari tatanan keluarga. Sejatinya, kata dia, wakaf harus bergerak pada sektor produktif. Namun, model wakaf di Indonesia acapkali hanya terpaku pada masjid, sekolah, hingga pemakaman.

"Kami mulai mereka-reka apa yang terjadi di Indonesia, akhirnya sampai kesimpulan memang kurikulum wakaf di Indonesia diselewengkan saat Belanda menjajah dengan mengerdilkan wakaf supaya sistem perbankan dan riba berkembang. Artinya saat ini, kita harus kembali berpikir bahwa wakaf sebagai peradaban," ungkap Imam.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement