REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maimon Herawati, sosok di balik petisi yang mendesak penghentian tayangan iklan Shopee yang dibintangi oleh Blackpink mengatakan, keresahan terhadap konten iklan ini tidak hanya dirasakan oleh dua atau tiga orang saja. Tetapi berdasarkan petisi yang dibuatnya di laman change.org itu terdapat puluhan ribu orang merasakan hal yang sama.
"Harapan saya melalui petisi ini muncul kedamaian dan rasa aman pada hati para orang tua di Indonesia yang memiliki televisi di rumahnya masing-masing," katanya kepada Republika.co.id, Selasa (11/12).
Perempuan yang sempat tinggal cukup lama di Inggris ini mengatakan, selama tinggal di negara tersebut ia merasa aman membiarkan anak-anaknya menonton TV. Sebab, di Inggris terdapat konsep watershed, yakni pembagian jam tayang antara konten dewasa dan konten anak-anak.
Ia berharap rasa aman yang dirinya rasakan selama tinggal di Inggris juga bisa dirasakan oleh para orang tua di Indonesia yang memiliki anak dan televisi di rumahnya. "Untuk itu, tidak hanya sekadar iklan Shopee saja, tapi masih banyak konten-konten yang disebut oleh para warganet di laman media sosial Facebook saya," imbuhnya.
Berdasarkan hal tersebut, ia berpendapat, perjuangan untuk mencapai rasa aman dan nyaman 100 persen dalam menonton televisi tidak hanya sekadar mengirim petisi. Ada banyak variabel-variabel lainnya yang bisa digunakan.
Sehingga bisa sampai pada kondisi yang pernah ia rasakan dulu sewaktu tinggal di Inggris. Di Inggris, katanya, pukul 15.15-17.30 adalah jam tayang khusus anak-anak. "Secara konten, secara humanisnya manusia, apapun agamanya mereka (warga di Inggris) merasa aman meninggalkan anaknya di depan TV," jelasnya.
Menurutnya, hal seperti itu yang tidak terjadi pada pertelevisian di Indonesia. Sehingga masyarakat seharusnya bisa berjuang bersama-sama untuk mencapai rasa aman dan nyaman saat menonton televisi.
Ia pun menyerahkan semua keputusan terkait petisi terhadap iklan Shopee itu kepada lembaga hukum. Dalam hal ini adalah Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Ia mempersilakan KPI untuk mengambil keputusan.
"Saya sudah cukup posisi saya untuk menjadi jembatan antara para warganet dengan KPI. Selanjutnya, apapun keputusan KPI, warganet toh suatu ketika juga akan membaca, menilai, dan mengukur. Saya rasa kita lihat perjalanan waktu gitu," paparnya.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook