REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) mengatakan, upaya menangkal hoaks bisa menggunakan instrumen kultural seperti nilai agama dan nilai budaya. Hal ini dikatakan TGB saat menjadi narasumber pada ajang Youth Conference Kupang 2018 di Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (11/12).
"Kalau itu diaktifkan, akan menjadi filter, akan segan sebarkan hoaks karena berlawanan dengan agama dan budaya," ujar gubernur NTB periode 2008-2018 dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id di Mataram, NTB, Selasa (11/12).
TGB mengaku pernah menerapkan pola tersebut guna menangkal hoaks. TGB mencontohkan, pertikaian yang kerap terjadi di NTB tetap tak berkesudahan meski aparat kepolisian sudah turun tangan dan menangkap sejumlah orang yang dianggap provokator.
"Pendekatan struktural legal itu tak kurangi konflik. Di NTB kemudian dibentuk balai mediasi, jika ada perselisihan, tidak di aparat, dipakai mediator yang disepakati adat dan upaya ini terbukti berjalan baik," kata TGB.
TGB berpandangan Indonesia terdiri banyak pulau yang memiliki suku beragam dengan bahasa berbeda. Poin tersebut seharusnya dijadikan acuan sebagai sarana merekatkan persaudaraan.
"Saling menghormati, saya orang Lombok Muslim, tetapi saya bersaudara dengan yang Hindu dari Bali dan yang Kristen asal NTT," kata dia.
TGB menilai, hoaks merupakan hal yang berbahaya karena dapat membuat anak bangsa berjauhan dan saling membenci. "Padahal semua orang tak pernah dibesarkan dengan saling benci. Dianggap bersaudara karena seagama, satu daerah, satu partai, bahkan satu pilihan capres," kata TGB.
Karena itu, TGB mengajak anak-anak muda membangun aliansi kebaikan dalam menangkal hoaks. Selain itu, ia mengatakan, masyarakat perlu memeriksa dengan cermat setiap informasi yang diterima.
"Seperti ada gunanya tidak untuk orang lain. Kalau ada hal yang kurang bermanfaat tidak usah disebar, ada yang buat keresahan sosial, itu harus dipikir. Anak muda adalah aset terbaik," kata TGB menambahkan.