Rabu 12 Dec 2018 03:38 WIB

Warga Muara Baru Beli Air Bersih Setiap Hari

Warga di Muara Baru masih kesulitan air bersih.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Dwi Murdaningsih
Rumah warga Muara Baru memiliki jerigen untuk penampungan air.
Foto: republika/mimi kartika
Rumah warga Muara Baru memiliki jerigen untuk penampungan air.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga di kawasan Muara Baru Gedong Kompa, Penjaringan, Jakarta Utara memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari dengan membeli. Mereka membeli air bersih dengan jeriken-jeriken kecil maupun melalui selang yang disalurkan ke rumah dari mobil pengangkut air.

Salah satu warga RT 20 RW 17 Kelurahan Penjaringan Suminah (54) mengatakan, warga di Muara Baru masih kesulitan air bersih. Ia menjelaskan, para warga termasuk dirinya harus membeli air bersih seharga Rp 4.000 untuk satu pikul. Satu pikut terdiri dari dua jeriken air bersih yang masing-masing sekitar 20 liter.

"Air bersih di sini susah, kalau air bersih warga memang pada beli," ujar Suminah ditemui Republika.co.id, Selasa (11/12) siang.

Ia mengatakan, dalam sehari keluarganya membutuhkan 10 jerikan air bersih. Itu artinya, Suminah harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 20 ribu untuk air bersih setiap harinya. Biaya itu belum termasuk tambahan air bersih ketika mencuci pakaian.

Suminah menyebut, mencuci pakaian dilakukan sekali setiap satu pekan. Hal itu dilakukan guna menghemat uang pengeluaran untuk air bersih termasuk sabun. Untuk satu kali mencuci pakaian, ia membutuhkan 10 jerikan air bersih. Ada tambahan biaya lagi sebesar Rp 20 ribu setiap satu pekan.

"Saya sehari makenya lima pikul Rp 20 ribu. Itu lain lagi kalau nyuci, saya nyuci seminggu sekali lima pikul Rp 20 ribu," kata dia.

Jeriken-jerikan air bersih yang ada di luar rumahnya serta drum penampung air bersih itu tidak hanya untuk dipakai keluarganya sendiri. Melainkan dijual juga kepada para tetangganya. Suminah mengatakan, membeli air bersih satu pikul atau dua jerikan seharga Rp 1.500, dan dijual kembali sebesar Rp 4.000.

"Airnya kan ngambil pakai gerobak, baru dipikulin sama saya, bapaknya yang dorong. (Beli air) dari depan sono di prapatan, depan rusun. Kalau beli Rp 1.500 satu pikul dua dirijen, saya jual Rp 4.000 satu pikul," jelas Suminah.

Menurut dia, ia bisa mendapatkan keuntungan Rp 2.500 per pikulnya sebagai upah mengangkut air. Sehingga, para tetangganya itu tidak perlu jauh-jauh membeli air bersih. Warga-warga bisa mendatangi rumah Suminan untuk membeli air bersih. Bahkan jeriken-jeriken itu langsung akan diantarkan ke rumah masing-masing.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement