REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Bom berkekuatan tinggi meledak di luar stasiun televisi swasta Yunani, Skai pada Senin (17/12) dini hari waktu setempat. Akibat ledakan tersebut, kerusakan terlihat di luar gedung.
Pihak berwenang mengatakan, ledakan itu terjadi pada pukul 02:35 pagi di luar kantor pusat penyiaran, di daerah pantai dekat Athena.
Tidak ada klaim tanggung jawab segera atas ledakan tersebut hingga kini. Sebelumnya, organisasi-organisasi sayap kiri dan anarkis bersenjata telah menyerang saluran-saluran media berita.
"Demokrasi tidak terancam. Saya memperingatkan pelaku untuk meninggalkan langkah menuju terorisme atau fasisme," ujar Menteri Perlindungan Sipil Olga Gerovassili, seperti dilansir dari laman Associated Press, Senin (17/12).
Usai ledakan, polisi mengepung daerah sekitar kantor tersebut. Mereka mengatakan, bom ditempatkan di dekat pagar sekitar gedung dan menghancurkan jendela di pintu masuk utama.
Polisi anti-teror seketika melakukan penyelidikan yang berfokus pada kelompok ektremis Yunani. Bulan lalu, sebuah bom berhasil dijinakkan di luar rumah jaksa kontroversial di Athena.
Perdana Menteri Yunani, Alexis Tsipras mengutuk pengeboman itu sebagai serangan pengecut dan kecurangan terhadap demokrasi itu. Skai pada Senin melanjutkan siaran langsung TV, melaporkan dari luar gedung, sementara siaran radio dari dalam gedung juga beroperasi.
Jurnalis Nikos Filippidis tiba untuk bekerja setelah gedung itu sebagian dibuka kembali. "Ada orang-orang yang bekerja di sini untuk pers, untuk menginformasikan kepada publik," katanya. "Kerusakannya akan diperbaiki, tapi ini terasa seperti kekerasan di dalam rumah seseorang," tambah dia.
Serangan Senin dinilai memiliki beberapa kesamaan dengan serangan pada 22 Desember 2017, ketika pengeboman gedung gedung pengadilan di pusat kota Athena terjadi. Serangan itu diklaim oleh kelompok sayap kiri bernama Popular Fighters Group.