Jumat 21 Dec 2018 14:42 WIB

Polisi Lipat Gandakan Penjagaan Gereja di Surabaya

Dengan early warning, polisi yakin bisa meminimalisasi aksi teror

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Petugas keamanan berjaga di depan gereja saat misa di Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria, Surabaya, Jawa Timur Ahad (20/5). Pengamanan tersebut guna mengantisipasi dan memberikan rasa aman kepada jemaat yang melaksanakan kebaktian dan misa sepekan pascaledakan bom di tiga gereja di Surabaya / Ilustrasi
Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Petugas keamanan berjaga di depan gereja saat misa di Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria, Surabaya, Jawa Timur Ahad (20/5). Pengamanan tersebut guna mengantisipasi dan memberikan rasa aman kepada jemaat yang melaksanakan kebaktian dan misa sepekan pascaledakan bom di tiga gereja di Surabaya / Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepolisian Daerah Jawa Timur menyatakan akan melipatgandakan penjagaan di gereja-gereja di Surabaya pada saat Operasi Lilin Semeru 2018 yang digelar selama 12 hari, mulai 21 Desember 2018 hingga 1 Januari 2019. Peningkatan penjagaan tersebut dimaksudkan untuk mengantisipasi terjadinya teror gereja, seperti yang terjadi beberapa bulan lalu.

"Khususnya terkait dengan hal tadi (antisipasi teror) dengan pengalaman silam kita terus terang juga melipatgandakan kekuatan terkait dengan kesiapan pengamanannya (di gereja)" kata Waka Polda Jatim, Brigjen Pol Toni Harmanto di Mapolda Jatim, Surabaya, Jumat (21/12).

Toni meyakini, dengan berbagai upaya yang telah dilakukan jajarannya, bisa meminimalisasi berbagai potensi terjadinya teror. Sehingga, masyarakat bisa merasakan keamanan dan kenyamanan, serta kakhusuan dalam menjalankan ibadahnya.

"Insya Allah kita berupaya dengan early warning, early deteksi yang kita lakukan. Kita bisa meminimalisir untuk aksi-aksi teror," ujar Toni.