Ahad 23 Dec 2018 19:24 WIB

Kemenpar: Sebagian Besar yang Terkena Tsunami Objek Wisata

Tim TCC akan terus memantau dan melaporkan kondisi terkini khususnya pariwisata.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Gita Amanda
Dampak kerusakan akibat bencana Tsunami di Pantai Tanjung Lesung, Banten, Jawa Barat, Ahad (23/12/2018).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Dampak kerusakan akibat bencana Tsunami di Pantai Tanjung Lesung, Banten, Jawa Barat, Ahad (23/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata (Kemenpar) melalui Tim Crisis Center (TCC) menyampaikan, tiga hal utama terkait pariwisata, yakni 3A yang terdiri dari atraksi, amenitas, dan aksesibilitas di Lampung Selatan terkena dampak tsunami. Data ini didapatkan setelah TCC melakukan monitoring dan pendataan terkait dampak tsunami terhadap pariwisata di Banten dan Lampung pada Ahad (23/12).

Ketua Tim Tourism Crisis Center (TCC) yang juga Kepala Biro Komunikasi Publik Kemenpar Guntur Sakti mengatakan, semua pantai yang berada di Kecamatan Bakauheni mengalami dampak tsunami. “Pantai itu adalah Pantai Tanjung Tuha, Pantai Minang Rua, Pantai Belebuk,” katanya dalam rilis yang diterima Republika.

Selain itu pantai lainnya yang terkena dampak di antaranya pantai di sepanjang Pesisir Kecamatan Rajabasa, yakni Pantai Kahai, Pantai Kunjir, Pantai Way Muli, Pantai Wartawan de Mansion, Pantai Banding, Pantai Canti, Pantai Batu Kapal. Pantai di sepanjang Pesisir Kecamatan Kalianda seperti Pantai Maja dan Pantai Kedu serta beberapa pulau seperti Pulau Sebesi, Pulau Sekepel, dan Pulau Legundi juga terdampak.

Guntur menjelaskan, sebagian besar yang terdampak tsunami adalah atraksi alam seperti pantai dan pulau. "Tapi, untuk atraksi yang berbasis budaya dan buatan belum terdata dan sedang dalam upaya koordinasi," ujarnya.

Sementara itu, terkait amenitas, tercatat tiga hotel di Lampung Selatan mengalami kerusakan. Hotel itu adalah Hotel Wartawan de Mansion, di mana 15 kamar rusak. Restoran di Hotel Grand Elty Krakatoa juga terpantau tersapu air. Terakhir, Kahaii Beach Resort juga rusak pada fasilitas di tepi pantai.

Untuk aksesibilitas, Dermaga Boom di Kalianda dilaporkan hancur. Sedangkan untuk  darat, akses jalan menuju pantai-pantai di sepanjang pantai di Kecamatan Bakauheni, Kecamatan Rajabasa, dan Kecamatan Kalianda dilaporkan juga mengalami kerusakan. Sementara pada aksesibilitas udara sejauh ini belum ada laporan kerusakan.

Sebelumnya Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, Kemenpar mengaktifkan TCC guna memantau akses, amenitas dan atraksi yang terkait langsung dengan wisatawan di Banten dan Lampung. Tim TCC akan terus memantau dan melaporkan kondisi terkini khususnya terkait pariwisata terdampak tsunami di Banten dan Lampung.

Pada Ahad (23/12), tim dari Destinasi Regional II Kemenpar berangkat ke Banten melalui jalur Pandeglang. Sedangkan, pada Senin pagi (24/12), Tim TCC Kemenpar akan menuju Kampung Cikadu, yang menjadi lokasi posko TCC Kemenpar.

Guntur menuturkan, nantinya, hanya ada satu pintu untuk mengeluarkan pernyataan dampak bencana di sektor pariwisata. "Dan ini adalah pelayanan utama yang dilakukan TCC Kemenpar di fase tanggap darurat. Selain tentunya ikut serta memberikan pelayanan kepada wisatawan yang terdampak," katanya.

Sebelumnya, tsunami terjadi di Selat Sunda pada Sabtu (22/12) malam. Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga pukul 13.00 WIB, korban meninggal telah mencapai 168 orang.

Ada tiga wilayah yang terdampak tsunami ini, yaitu Kabupaten Pandeglang, Serang dan Lampung Selatan. Dari data sementara, Kabupaten Pandeglang merupakan wilayah yang paling parah terdampak tsunami

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement