REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Calon Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto membeberkan kisahnya dengan mantan panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Muzakir Manaf.
Prabowo mengatakan, ketika dirinya menjabat sebagai Pangkostrad, Muzakir menjadi sosok yang paling dicarinya.
Di lain sisi, GAM yang kala itu dikomandoi Muzakir juga mengincar Prabowo untuk dihabisi.
Namun, seteru di medan pertempuran kala itu ternyata berubah. Kini keduanya malah menjadi teman dekat.
“Tidak ada orang membayangkan bagaimana Panglima GAM dan Panglima kostrad bisa jadi satu, saya juga tidak mengerti. Begitu ketemu kita saling pelukan habis itu selesai,” kata Prabowo yang juga Ketua Umum Partai Gerindra itu dalam keterangannya kepada Republika.co.id, Rabu (26/12).
Muzakir Manaf yang dikenal orang Aceh dengan sebutan Mualem kini menjadi sahabat dekat Prabowo Subianto.
Bahkan, Prabowo menjelaskan dirinya sempat menolak Muzakir yang ingin bergabung dengan partai Gerindra.
Alasannya, Prabowo tak ingin menjadikan Muzakir sebagai bawahannya saat masuk dalam keanggotaan partai Demokrat. Prabowo menginginkan Muzakir selalu menjadi sahabatnya.
"Kemudian beliau katakan ingin bergabung dengan saya dan dengan Gerindra. Saya bilang Anda ini Mualem kalau masuk Gerindra nanti jadi bawahan saya, saya tidak mau, Anda ini harus jadi sahabat saya," kata Prabowo.
Kendati demikian, tekad Muzakir yang kuat untuk bergabung dengan Gerindra tak dapat dibendung.
Prabowo akhirnya menerima Muzakir menjadi kader Gerindra. Menurut Prabowo banyak hikmah yang bisa diambil dari kisah persahabatannya dengan Muzakir yang sempat berseteru di medan pertempuran.
"Di situ saya ambil hikmah bahwa kita semua saudara, bahwa kita bisa selesaikan masalah dengan keihlasan, kejernihan berpikir. Sehingga saya bersahabat dengan Mualem yang merupakan suatu keanehan,” kata Prabowo. Andrian Saputra