Selasa 04 Feb 2025 14:48 WIB

Rakyat Menjerit Sulit Dapatkan LPG 3 Kg, Sindir Jargon 'Oke Gas, Oke Gas'

Warga khawatir kondisi sulit mendapatkan LPG 3 kg akan berlanjut hingga Ramadhan.

Rep: Muhammad Noor Alfian Noor/ Red: Andri Saubani
Warga antre untuk membeli gas elpiji 3 kilogram bersubsidi di salah satu pangkalan di Kawasan Bojong Gede, Kab Bogor, Jawa Barat, Selasa (4/2/2025). Sejumlah warga mengeluhkan kebijakan pemerintah yang melarang penjualan elpiji di pengecer/warung karena hal ini  menyulitkan masyarakat. Seorang warga Egi Kusuma (45) yang sudah menganti sejak pukul 06.00 pagi berharap semoga pasokan/penjualan gas bisa kembali normal sehingga mudahan masyarakat kecil dan tidak perlu menghabiskan waktu dan tenaga hanya untuk berburu gas.
Foto: Republika/Prayogi
Warga antre untuk membeli gas elpiji 3 kilogram bersubsidi di salah satu pangkalan di Kawasan Bojong Gede, Kab Bogor, Jawa Barat, Selasa (4/2/2025). Sejumlah warga mengeluhkan kebijakan pemerintah yang melarang penjualan elpiji di pengecer/warung karena hal ini menyulitkan masyarakat. Seorang warga Egi Kusuma (45) yang sudah menganti sejak pukul 06.00 pagi berharap semoga pasokan/penjualan gas bisa kembali normal sehingga mudahan masyarakat kecil dan tidak perlu menghabiskan waktu dan tenaga hanya untuk berburu gas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sejumlah masyarakat mengeluhkan karena harus mengantre panjang untuk mendapatkan gas LPG 3 kilogram atau gas melon. Bahkan ada warga yang menyinggung soal slogan 'oke gas' presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka saat masa kampanye dulu.

Pantauan Republika di salah satu pangkalan LPG 3 KG di Sukmajaya, Kota Depok antrian gas sempat mengular. Di mana tampak warga menenteng gas hingga 20-25 meter dari pangkalan.

Baca Juga

Salah seorang warga Sukmajaya, Depok Biah (36) mengaku sudah mencari di beberapa titik untuk gas melon. Ia pun mengungkapkan keadaan harus mengantre gas memprihatinkan.

“Merdeka kayak mana ini? melarat iya. Oke gas ini mah dicari dari tadi subuh suruh ke sana suruh ke situ akhirnya baru dapat di sini setelah tiga titik, tapi ini masih antre panjang,” kata Biah, Selasa (4/2/2025).

Pihaknya pun khawatir apabila kebijakan tersebut masih berlaku hingga bulan puasa tahun ini. “Mampus kita ini, kalau antre batal puasa ini sampai antri puasa. Ini pekerjaan kita tinggal, kan kita kerja juga bukan ngantre doang,” katanya.

Pihaknya pun sempat menyindir 'oke gas' jangan jadi jargon semata. Pasalnya, ia mengaku kesulitan apabila gas di rumahnya habis namun tak bisa lagi membeli di pengecer.

“Jangan cuma 'oke gas' di GBK sana tapi ini 'oke gas' di mana-mana. Seumapa malam kan kita kadang abis gas pulang malam suami pulang kerja mau masak mie tapi gas abis kan biasanya beli di warung kalau sekarang gimana? Menderita iya ya,” katanya.

Pihaknya pun berharap ada kebijakan dari Presiden Prabowo terkait gas melon tersebut. Menurutnya banyak masyarakat kecil yang terdampak akibat kebijakan pendistribusian gas melon tersebut.

“Ini namanya merdeka tapi rakyat yang menderita ini namanya kasihan pak, kita rakyat kecil ini yang biasa dagang, ibu-ibu rumah tangga juga pagi pagi nggak ada gas bingung apalagi kan buat masak untuk anak sekolah,” katanya.

“Iya (minta tolong) selesaikan masalah ini, rakyat kecil, jangan rakyat besar mulu yang ditengok masyarakat kecil juga ditengok,” katanya menambahkan.

Hal senada juga diungkapkan oleh Yuli (33) ia mengaku pasrah dan akan menutup warung seblaknya apabila tak mendapatkan stok gas.

“Buat jualan jual seblak, masih ada satu si di rumah buat cadangan tapi sudah mau habis. Mana belum dapet dari tadi antre nggak dapat kalau antre nggak dapat yaudah lah saya tutup warung ajalah,” katanya.

Disinggung soal dirinya yang sempat menyanyikan oke gas di tengah-tengah dirinya mengantre, “No gas, gas-nya nggak ada kalau ada gasnya oke gas,” katanya.

photo
Cara mendapatkan LPG 3 kg di pangkalan. - (Tim infografis Republika)

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement