REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah personel polisi wanita (Polwan) masih jauh lebih kecil dari total jumlah personel Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Dari 443.379 total personel, hanya ada 36.595 personel polwan atau 8,3 persen dari total personel Polri.
"Saya belum puas dengan angka ini, ini belum mewakili prinsip equality," kata Kapolri Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian dalam paparan akhir tahun Divisi Humas Polri di Jakarta, Kamis (27/12).
Tito menilai, jumlah yang sedikit masih kurang merepresentasikan persamaan gender dalam pelayanan, perlindungan dan pengayoman masyarakat. Padahal, polwan dinilainya memiliki kemampuan dan kesempatan yang sama dengan polisi pria.
Bahkan dalam sejumlah hal, kata Tito, polwan juga kerap lebih unggul dan lebih mudah dalam pendekatan pada saksi, korban hingga tersangka yang berjenis kelamin perempuan.
Berdasarkan data Polri, personel polwan direkrut melalui beberapa jalur. Tahun 2018, jumlah personel wanita bertambah sebanyak 636 personel dari tahun 2017. Ratusan Polwan tersebut direkrut dari beberapa jalur.
Pada 2018, terdapat 51 perwira polwan yang merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) dari total 221 lulusan. Terdapat pula 24 polwan dari total 59 polisi lulusan Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS). Sementara dari Pendidikan Bintara, terdapat 561 polwan, dari total 9570 lulusan tahun ini.
"Jumlah tahun ini memang masih lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya," ujar Tito. Ia pun menyatakan akan terus menambahkan jumlah polwan di tahun-tahun berikutnya untuk lebih meningkatkan keterlibatan perempuan dalam kinerja kepolisian.