Jumat 28 Dec 2018 04:42 WIB

Potensi Ekspor Ikan Kering asal NTT Meningkat

Ekpor ikan kering ke negara tetangga menyentuh angka 115,3 ton.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Muhammad Hafil
Pekerja menjemur sirip ikan hiu di Pabean udik, Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (11/8). Data Kementerian Kelautan dan Perikanan menyebutkan Indonesia mengekspor 1.350 ton sirip ikan hiu kering per bulan ke sejumlah negara pada tahun 2017.
Foto: Dedhez Anggara/Antara
Pekerja menjemur sirip ikan hiu di Pabean udik, Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (11/8). Data Kementerian Kelautan dan Perikanan menyebutkan Indonesia mengekspor 1.350 ton sirip ikan hiu kering per bulan ke sejumlah negara pada tahun 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produk ikan kering Indonesia semakin tinggi peminat. Ikan kering asal Nusa Tenggara Timur (NTT) misalnya, telah mendapat tempat di pasar Timor Leste. Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Kupang mencatat, Semester I (Januari - Juni) 2018 ekspor ikan kering NTT ke negara tetangga itu menyentuh angka 115,3 ton.

Kepala SKIPM Kupang Jimmy Yonathan Elwaren mengatakan, Timor Leste selalu meminta ikan kering NTT setiap bulannya. Sepanjang 2018 ini misalnya, jumlah permintaan dari NTT Januari sebanyak 17 ton, Februari 12,3 ton, Maret 13 ton, April 28,1 ton, Mei 15,9 ton, dan pada Juni sebanyak 29 ton.

"Tak hanya ke Timor Leste, ikan kering asal NTT juga dikirim ke negara tujuan lain seperti Jepang, Thailand, Malaysia, Australia, dan lainnya," ujarnya, Jumat (28/12).

Untuk menghasilkan ikan kering yang bagus, ikan harus diolah secara benar. Untuk mengolahnya, ikan digantung di rak di tepi pantai dan dibantu pengeringannya dengan angin dan udara dingin. Namun di NTT dan beberapa daerah di Pulau Sumatera, pengeringan ikan dilakukan secara tradisionaql dengan memanfaatkan matahari.