Ahad 30 Dec 2018 15:22 WIB

Lestarikan Budaya, Depok Gelar Wayang Kulit Sambut 2019

Pagelaran wayang kulit ini mengangkat pesan kepemimpinan.

Rep: Rusdy Nurdiansyah / Red: Nashih Nashrullah
Wayang Kulit (Ilustrasi)
Wayang Kulit (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK— Sambut tahun baru, Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disporyata), Pemerintah Kota (Pemkot) Depok menggelar wayang kulit semalam suntuk yang berlangsung di halaman Balai Kota Depok, Sabtu (29/12) pukul 22.00 WIB hingga Ahad (30/12) pukul 03.00 WIB.  

Dalam pagelaran wayang kulit tersebut menyampaikan pesan kepemimpinan yang dapat menjadikan suatu wilayah lebih maju. 

"Lakon di wayang kulit kali ini mengisahkan tentang pemuda yang dipercaya menjadi pemimpin yang amanah. Ini dapat menjadi contoh bagi seluruh pemimpin untuk menjadikan bangsa lebih baik lagi," ujar Wali Kota Depok, Mohammad Idris usai menyaksikan pagelaran wayang kulit. 

Dia mengatakan, dihadirkannya pagelaran wayang kulit merupakan bentuk perhatian pemerintah kepada masyarakat. Pemkot Depok akan selalu mengakomodasi semua produk kebudayaan yang termasuk bagian dari masyarakat di Depok. 

"Kebanyakan masyarakat di Kota Depok merupakan asli penduduk Jawa maka kami sajikan pagelaran wayang kulit dengan pesan yang baik," ucap Idris.

Kepala Disporyata Kota Depok Wijayanto menuturkan, pagelaran wayang kulit merupakan kali kedua yang digelar Pemkot Depok kepada masyarakat. 

Makna yang disampaikan pada pertunjukan tersebut diharapkan dapat menjadi contoh dan acuan masyarakat untuk membantu peningkatan pembangunan di Kota Depok, terlebih bagi para pemimpin di setiap wilayah. 

"Semoga pesan yang disampaikan melalui lakon di wayang ini dapat menjadi masukan para pemimpin. Pesan untuk terus memaksimalkan tugasnya dalam memimpin wilayah untuk negara yang lebih baik," pungkas Wijay.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement