REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembangunan Rumah Sakit (RS) Persahabatan Indonesia-Myanmar sudah rampung 80 persen sejak Desember 2018. Menurut kontraktor yang membangun RS tersebut, RS Persahabatan Indonesia-Myanmar bisa diresmikan pada Februari 2019.
"Bulan Desember pembangunan rumah sakit rampung 80 persen, peresmian menurut kontraktor bulan Februari, insyaallah bulan Februari sudah rampung semua dan bisa diresmikan oleh pemerintah," kata Presidium MER-C, Dokter Sarbini Abdul Murad kepada Republika.co.id, Selasa (8/1).
Dokter Sarbini menjelaskan, pembangunan RS tersebut dalam tahap penyelesaian, yakni memasang listrik, pintu, jendela, kaca dan alat-alat kesehatan seperti alat alat rontgen. Sebab tidak mungkin meresmikan dan menyerahkan RS kepada masyarakat Myanmar tanpa dilengkapi alat-alat kesehatan.
Di sekitar tempat RS Persahabatan Indonesia-Myanmar dibangun, ia menerangkan, terdapat etnis Rohingya yang beragama Islam dan masyarakat Buddhis. Nuansa tidak rukun memang ada di antara dua kelompok tersebut. MER-C berharap mereka dapat belajar dan mencontoh konsep Bhineka Tunggal Ika dari Indonesia.
Karenanya, MER-C meminta kontraktor yang membangun RS Persahabatan Indonesia-Myanmar mempekerjakan masyarakat Muslim dan Buddhis dalam proses pembangunan RS. MER-C meminta agar jumlah Muslim dan Buddhis yang membangun RS itu sama banyaknya.
"Kita ingin ada proses interaksi yang intens antara dua golongan ini, filosofis RS ini adalah Kebhinekaan Indonesia, Indonesia luas terdiri dari berbagai macam etnis, suku dan agama tapi bisa rukun," ujarnya.
Dokter Sarbini menyampaikan, simbol kebinekaan inilah yang ingin diperkenalkan ke publik Myanmar melalui RS Persahabatan Indonesia-Myanmar. RS itu dibangun oleh rakyat Indonesia, Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), MER-C dan Palang Merah Indonesia (PMI). RS tersebut membawa pesan Kebhinekaan.
Ia menegaskan, RS tersebut merupakan sumbangan rakyat Indonesia sebagai bentuk persahabatan dengan Myanmar. Rakyat Indonesia berharap Pemerintah dan Militer Myanmar dapat berdiri di atas semua golongan. Serta bisa membangun negeri tanpa rasis.