Rabu 09 Jan 2019 19:14 WIB

Diteror Bom, Dua Pimpinan KPK Tetap Bekerja

Rumah dua pimpinan KPK hari ini mendapatkan teror bom.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Andri Saubani
Polisi memeriksa area temuan benda diduga mirip bom di rumah pribadi Ketua KPK Agus Rahardjo di Perumahan Graha Indah, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (9/1/2019).
Foto: Antara/Risky Andrianto
Polisi memeriksa area temuan benda diduga mirip bom di rumah pribadi Ketua KPK Agus Rahardjo di Perumahan Graha Indah, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (9/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan teror di kediaman dua pimpinan, Agus Rahardjo dan Laode M Syarif tak menyurutkan upaya KPK dalam memberantas korupsi. Seluruh pegawai, dan pimpinan KPK, termasuk Agus dan Syarif tetap bekerja seperti biasanya. 

"Iya, tetap menjalankan kegiatan sesuai dengan tugas masing-masing," kata Kabiro Humas KPK Febri Diansyah dalam pesan singkatnya, Rabu (9/1).

Sayangnya, baik Febri ataupun para pimpinan KPK masih irit bicara saat ditanyakan terkait penyerangan ini. Sementara, Ketua Wadah Pegawai KPK, Yudi Purnomo Harahap mengecam keras penyerangan terhadap dua pimpinan tersebut.

"Kami meyakini tindakan teror ini merupakan  upaya untuk menimbulkan rasa takut dan gentar di hati pimpinan dan pegawai KPK agar berhenti menangkapi koruptor dan menciptakan Indonesia bersih," kata Yudi dalam pesan singkatnya, Rabu (9/1).

Padahal, sambung Yudi, belum hilang dari ingatan ihwal kasus penyerangan terhadap penyidik senior KPK, Novel Baswedan yang sampai saat ini belum terungkap. Ia menegaskan, teror kepada pimpinan KPK dan pegawai KPK tidak akan pernah menciutkan nyali kami dalam memberantas korupsi di negeri ini malah ustru makin memperteguh semangat kami bahwa korupsi harus dibasmi apapun risikonya, tentu dengan dukungan rakyat Indonesia.

"Kami Wadah Pegawai mengecam dan mengutuk upaya teror terhadap pimpinan kami yang dilakukan di rumah mereka.," tegasnya.

Yudi menambahkan, menurutnya upaya pelemahan pemberantasan korupsi melalui intimidasi terhadap pegawai maupun pimpinan KPK akan terus terjadi tanpa bisa dicegah. Sebab pelaku berpikiran bahwa tindakan yang dilakukan tidak  akan bisa terungkap.

Wadah pegawai KPK pun meminta kepada Presiden Joko Widodo agar dapat membongkar berbagai upaya pelemahan KPK melalui teror kepada pimpinan KPK maupun pegawai termasuk kasus penyerangan terhadap penyidik senior Novel Baswedan.

In Picture: Kondisi Rumah Wakil Ketua KPK Pascapelemparan Bom Molotov

photo
Pelemparan Molotov Rumah Laode. Rumah Wakil Ketua KPK Laode M Syarif pascapelemparan bom molotov di Kalibata, Jakarta, Rabu (9/1/2019).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement