REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rahma Sulistya
Sesosok ibu muda sembari menggandeng anaknya yang masih berusia tujuh tahun, tampak mendatangi toilet umum yang berada di tengah Skybridge Tanah Abang, Jakarta Pusat. Wajah sang ibu tampak sedang menahan untuk buang air kecil, tetapi sang anak justru sibuk menariknya menjauh dari toilet.
“Ayo, ayo,” kata sang anak sembari mulai mengeluarkan jurus tangisan layaknya seorang anak sedang mengamuk.
“Iya sebentar, nanti kita samperin nenek. Mama mau pipis dulu,” kata sang ibu mencoba memberi pengertian.
Mengalah demi sang buah hati, akhirnya ibu muda itu mengikuti kemauan sang anak untuk menjauh dari toilet, padahal antrean di toilet itu tidak begitu panjang. Pada Kamis (10/1) sekitar pukul 15.00 WIB, para pembeli tampak sudah tidak begitu ramai di sana meskipun para pedagang hampir semuanya masih membuka lapak mereka.
Ada tiga titik kamar mandi yang disediakan bagi para pengunjung Skybridge, pertama ada di ujung utara, kedua di tengah, dan ketiga di ujung selatan. Bentuk toiletnya pun juga menarik, toilet dibuat sederhana ala pesawat terbang persis mulai dari pintu hingga toiletnya, namun bilik tidak ditembok permanen.
Di setiap toilet disediakan toilet khusus untuk pria di sebelah kiri dan khusus wanita di sebelah kanan. Dari tiga titik toilet yang disediakan itu, memang masih ada satu toilet yang belum dibuka.
Salah seorang petugas keamanan di sana adalah Usman (40) yang mengatakan, toilet kerap antre hingga panjang. “Kalau mau ke toilet di tengah sana penuh, nanti antre, kalau mau ada WC umum di bawah (Skybridge),” jelas dia saat ditemui Republika sedang berjaga di Skybridge ujung utara, Kamis (10/1).
Menurut dia, toilet di Skybridge memang selalu antre karena memang jumlahnya tidak terlalu banyak, kemudian masih ada satu toilet yang belum bisa digunakan karena aliran airnya belum dipasang. Belum ada pemberitahuan lagi kapan toilet itu bisa digunakan.
"Toilet belum bisa digunakan airnya belum ngalir, tapi nanti juga dibuka," ujar Usman.
Bagi sebagian pedagang, salah satunya adalah Rukmini, mengaku tidak terlalu sering menggunakan toilet di Skybridge dan lebih memilih buang air kecil di toilet tempat ia makan siang. Alasannya, ia terkadang suka malas jika harus mengantre.
Ia sudah berada di lapaknya itu sejak pertama kalo Skybridge didirikan, awalnya ia berada di pinggir trotoar Jalan Jatibaru Tanah Abang untuk berjualan. "Toilet baru dua yang bisa dipakai, antrenya pagi kalau sore udah sepi," kata Rukmini saat ditemui Republika di lapaknya.
Berdagang di Skybride, bagi dia terasa lebih nyaman ketimbang berdagang di trotoar yang terkadang harus 'kucing-kucingan' dengan Satpol PP. Walaupun penghasilan yang ia miliki tidak terlalu naik signifikan, ia juga enggan menyebutkan jumlah uang sewa per bulan untuk berdagang di Skybridge.
Untuk toilet di ujung utara Skybridge yakni mengarah ke jembatan menuju Blok G Pasar Tanah Abang, maupun toilet ujung selatan Skybridge yakni mengarah ke Jalan Jatibaru, kedua toilet itu berbentuk satu kotak, di mana ada toilet untuk pria dan wanita.
Toilet juga tampak bersih dan bahkan ada petugas toilet khusus untuk membersihkan kamar mandi, serta dipasang pula toilet duduk beserta slang shower. Ada juga wastafel kecil di dalam toilet untuk mencuci tangan.
Direktur Utama PD Pembangunan Sarana Jaya, Yoory Pinontoan, mengatakan untuk satu toilet di Skybridge masih belum bisa digunakan untuk sementara waktu karena masih perlu ada yang dibenahi. “Betul memang masih ada toilet yang belum digunakan, setelah instalasi selesai akan segera bisa digunakan,” kata dia saat dihubungi Republika.
Rencananya, nanti akan ada penambahan enam toilet serupa di Skybridge. Namun, itu semua masih berproses dan belum ada pembicaraan lebih lanjut lagi.