Selasa 15 Jan 2019 09:25 WIB

Gelombang PHK Terjadi di Berbagai Daerah

Industri garmen, tekstil terancam gelombang PHK.

Rep: Haura hafidzah/ Red: Dwi Murdaningsih
phk (ilustrasi)
Foto: cbc.ca
phk (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal, mengatakan, adanya gelombang PHK di berbagai daerah sedang terjadi. Terdapat catatan KSPI terkait beberapa kasus PHK yang terjadi sepanjang tahun 2018.

PHK ini terjadi di daerah Serang, Banten, di PT. Alcorindo sekitar 600 orang buruh , PT RWA sekitar 660 orang buruh, PT Grand Pintalan, sekitar 50 orang buruh. "Dan ada sebuah pabrik garmen yang melakukan PHK terhadap 600 orang buruh," ujarnya, Selasa ( 15/1).

Tidak hanya itu, daerah Bogor, Jawa Barat, seperti, PT. IKP tutup menyebabkan sekitar 600 orang buruh di PHK. Sementara PT. Tanashin juga dalam proses melakukan PHK, dimana 300 orang buruh terancam kehilangan pekerjaan. Serta di Jakarta, PHK juga terjadi di PT. FNG yang mengakibatkan sekitar 300 orang buruh kehilangan pekerjaan, di PT. Pasindoi sekitar 56 orang buruh.

Kemudian, PHK besar-besaran juga terjadi di Purwakarta. Tutupnya PT. OFN mengakibatkan sekitar 1.800 orang buruh di PHK, PT. Dada Indonesia menyebabkan 1300 orang buruh di PHK, dan PT. Iljunsun menyebabkan 1.400 orang buruh di PHK.

Di daerah Subang pun PT. Hanson Yeol tutup dan menyebabkan 3100 orang buruh ter-PHK. Sedangkan di Cimahi, PHK terjadi di PT. SN (Garmen) mengakibatkan 400 orang buruh kehilangan pekerjaan.

"Selain data-data di atas, masih banyak yang saat ini dalam proses pencatatan. Bisa diketahui, dari tiga pabrik di Purwakarta saja, telah terjadi PHK di PT OFN 1.800 orang, PT. Dada Indonesia 1300 orang, dan PT Injunsun 1.400 orang dengan total 4.500 orang buruh di PHK," ujarnya.

Menurutnya, tidak ada upaya yang sungguh-sungguh untuk menyelesaikan kasus-kasus PHK yang terjadi. Jika hal ini dibiarkan, tahun 2019 hingga 2020, Said memprediksi akan semakin banyak buruh yang di PHK.

Apalagi revolusi industri 4.0 sudah di depan mata."Menaker tidak siap menghadapi revolusi industri 4.0. Persiapan yang dilakukan sejauh ini terkesan hanya berkutat pada sosialisi mengenai apa itu revolusi industri 4.0. Pada tugas Menteri bukan sekedar melakukan sosialisasi," ucapnya.

Sebelumnya diketahui, Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Khairul Anwar mengatakan sepanjang tahun 2018, hanya ada 3.362 orang buruh yang di PHK. Berdasarkan catatan KSPI, sektor industri yang akan terancam, meliputi garmen, tekstil, elektronik, otomotir, farmasi, industri baja dan semen, dan sebagainya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement