Senin 28 Jan 2019 20:12 WIB

Tanggap Darurat Sulsel Berlangsung Hingga 6 Februari

Tercatat 69 orang meninggal dunia dan tujuh orang masih dinyatakan hilang.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah warga menyaksikan proses pencarian korban yang tertimbun tanah longsor di Desa Pattalikang, Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Senin (28/1/2019).
Foto: Antara/Abriawan Abhe
Sejumlah warga menyaksikan proses pencarian korban yang tertimbun tanah longsor di Desa Pattalikang, Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Senin (28/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARAT -- Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan status tanggap darurat bencana banjir, longsor dan puting beliung telah ditetapkan Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) selama 14 hari. Tanggap darurat berlangsung mulai Rabu (23/1) hingga Rabu (6/2).

Satus tanggap darurat dapat diperperpanjang sesuai dengan kondisi di lapangan. Dengan penetapan status darurat oleh Gubernur, maka ada kemudahan akses, baik penggunaan anggaran dari alokasi belanja tak terduga di APBD dan penggunaan dana siap pakai di BNPB. Selain itu juga kemudahan akses pengerahan personel, logistik, peralatan, pengadaan barang dan jasa, dan adminsitrasi.

"Intinya adalah agar penanganan dampak bencana dapat dilakukan cepat, tepat dan akurat," kata Sutopo dalam keterangan persnya, Senin (28/1).

photo
Tim SAR mencari korban yang tertimbun tanah longsor di Desa Pattalikang, Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Senin (28/1/2019).

Penanganan darurat masih terus dilakukan di Sulsel. Evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban, penanganan pengungsi, perbaikan sarana dan prasarana masih terus dilakukan. Bencana banjir, longsor dan putting beliung di Sulsel terjadi di 201 desa di 78 kecamatan tersebar di 13 kabupaten/kota yaitu di Kabupaten Jeneponto, Maros, Gowa, Kota Makassar, Soppeng, Wajo, Barru, Pangkep, Sidrap, Bantaeng, Takalar, Selayar, dan Sinjai.

"Dampak bencana per Senin (28/1) tercatat 69 orang meninggal, tujuh orang hilang, 48 orang luka-luka, 9.429 orang mengungsi," papar Sutopo.

Kerusakan fisik meliputi 559 unit rumah rusak (33 unit hanyut, 459 rusak berat, 37 rusak sedang, 25 rusak ringan, 5 tertimbun), 22.156 unit rumah terendam, 15,8 km jalan terdampak, 13.808 Ha sawah terdampak, 34 jembatan, dua pasar, 12 unit fasilitas peribadatan, delapan fasilitas pemerintah, dan 65 unit sekolah.

Sebagian besar banjir sudah surut di daerah. Sebagian pengungsi sudah pulang ke rumahnya, namun sebagian masih tinggal di pengungsian. Masyarakat berada di pengungsian karena rumahnya rusak berat. Mereka merasa lebih nyaman di pengungsian karena takut adanya banjir dan longsor susulan.

photo
Sejumlah warga menyaksikan proses pencarian korban yang tertimbun tanah longsor di Desa Pattalikang, Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Senin (28/1/2019).

Masyarakat memerlukan bantuan untuk membersihkan lumpur dan material dari banjir dari rumahnya. Selain tenaga relawan dan aparat untuk memebersihkan lumpur, juga memerlukan peralatan rumah tangga dan peralatan untuk membersihkan lumpur.

Wakil Presiden JUsuf Kalla didampingi Kepala BNPB, Menteri PU Pera dan Menteri Sosial berkiunjung ke lokasi bencana Sabtu (26/1). Beberapa hal yang disampaikan adalah BNPB dan BPBD akan mengatasi hal hal yang terkait dengan percepatan penanganan dampak bencana banjir dan longsor di Sulsel.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement