REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) tengah menghitung dampak kerugian material dan jiwa bencana banjir yang terjadi beberapa waktu lalu. Ketinggian banjir di sejumlah lokasi disebutkan mulai menyusut secara perlahan pada Senin, (28/1).
Kepala Pelaksana BPBD Provinsin Sulsel Syamsibar mengatakan sebagian pengungsi mulai kembali ke kediamannya masing-masing. Menurutnya, aktivitas masyarakat seperti perdagangan atau transportasi berangsur normal seiring menyusutnya ketinggian banjir.
"Air mulai surut dan pembersihan. Intensitas hujan mulai turun karena ringan sampai sedang saja," katanya pada Republika.co.id, Senin (28/1).
Ia menjelaskan kecepatan penyusutan air bergantung pada lokasi terdampak banjir. Khusus pada sebagian titik di Kota Makassar masih tergenang karena tergolong dataran rendah.
"Banjir yang masih tinggi ada tiga titik di Makasar, perlu waktu penyusutannya karena daerahnya rendah. Kabupaten lain sudah mulai pemulihan, ada juga yang masih tinggi tapi bertahap surut," ujarnya.
Kemudian, BPBD melanjutkan fokus pekerjaan dengan perhitungan dampak kerugian akibat banjir. Perhitungan kerugian dibantu pula oleh kepolisian, TNI, SAR dan relawan guna mempercepatnya.
"Sekarang namanya tim BNPB, BPBD dan lain-lain lakukan perhitungan kerugian ke lapangan untuk selanjutnya beri bantuan. Itu arahan Wapres saat kunjungan kemarin," ucapnya.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga Ahad (27/1) korban meninggal mencapai 68 orang, 7 orang hilang, 47 orang luka-luka, dan 6.757 orang mengungsi. Banjir Sulsel menyebabkan 188 desa terdampak di 71 kecamatan yang tersebar di 13 kabupaten/kota.
Kerusakan fisik meliputi 550 unit rumah rusak (33 unit hanyut, 459 rusak berat, 30 rusak sedang, 23 rusak ringan, 5 tertimbun), 5.198 unit rumah terendam, 16,2 kilometer jalan terdampak, 13.326 hektar sawah terdampak dan 34 jembatan, 2 pasar, 12 unit fasilitas peribadatan, 8 fasilitas pemerintah, dan 65 unit sekolah. Daerah terparah dampak banjir dan longsor ialah Kabupaten Gowa, Kota Makassar, Jeneponto, Marros dan Wajo.