Kamis 31 Jan 2019 12:08 WIB

Pengacara: Besok Siang, Rocky Gerung Datang ke Polda Metro

Rocky Gerung akan dimintai klarifikasi terkait ucapannya

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Bayu Hermawan
Rocky Gerung.
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Rocky Gerung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Rocky Gerung tidak bisa memenuhi panggilan Polda Metro Jaya, untuk klarifikasi atas laporan yang dibuat Sekjen Cyber Indonesia, Jack Boyd Lapian, terkait ucapannya yang menyebut "kitab suci adalah fiksi". Rocky tak bisa hadir karena masih berada di luar kota.

"Tidak dapat hadir, belum kami bicarakan dengan penyidik," kata Kuasa Hukum Rocky Gerung, Haris Azhar, saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (31/1).

Rencananya, jika Rocky Gerung telah selesai dengan urusannya di luar kota, ia akan hadir di Polda Metro Jaya besok, Jumat (1/2). "Besok siang (Rocky Gerung hadir)," ujar Haris lagi.

Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, belum membenarkan penundaan pemeriksaan Rocky Gerung. "Dicek dulu ya," ucapnya.

Untuk diketahui, Rocky dilaporkan oleh Ketua Cyber Indonesia DKI Jakarta, Permadi Arya, pada Rabu 11 April 2018 malam ke Polda Metro Jaya. Ia diduga melakukan penodaan agama terhadap pernyataan di ILC edisi Selasa 10 April 2018, sebagai narasumber ia menyebut 'kitab suci adalah fiksi'.

Dalam acara diskusi tersebut, Rocky menjelaskan fiction atau fiksi itu merupakan kata benda, namun karena dia diucapkan dalam satu forum politik, maka dia dianggap sebagai buruk. Menurut dia, fiksi itu sangat bagus, fiksi adalah energi untuk mengaktifkan imajinasi, dan fungsi dari fiksi itu.

"Dan kita hidup dalam dunia fiksi, lebih banyak fiksi daripada dalam dunia realitas. Ia juga menyatakan fiksi lawannya realitas bukan fakta. Jadi kalau anda bilang itu fiksi lalu kata itu jadi peyoratif (menghina), itu artinya kita menginginkan anak-anak kita tidak lagi membaca fiksi, karena sudah dua bulan ini kata fiksi itu menjadi kata yang buruk," tutur Rocky  dalam acara tersebut.

"Kitab suci fiksi atau bukan? Siapa yang berani jawab. Kalau saya pakai definisi bahwa fiksi itu mengaktifkan imajinasi, kitab suci itu adalah fiksi. Karena belum selesai, belum tiba itu," kata dia dengan yakin.

Rocky melanjutkan, dengan perbandingan lain yakni Babad Tanah Jawi yang merupakan salah satu bentuk fiksi, "Jadi ada fungsi dari fiksi untuk mengaktifkan imajinasi, menuntun kita untuk berfikir lebih imajinatif. Sekarang dia (fiksi) dibunuh, dibunuh oleh politisi," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement