Ahad 03 Feb 2019 00:01 WIB

Jokowi: Saya Kurus, tapi tak Ada Rasa Takut di Hati Saya

Jokowi mengatakan tubuh kurusnya membuatnya memiliki keuntungan tersendiri.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Reiny Dwinanda
Capres nomor urut 01 Jokowi menghadiri deklarasi dukungan oleh Paguyuban Pengusaha Jawa Tengah di Semarang, Sabtu (2/2).
Foto: Republika/Sapto Andika Candra
Capres nomor urut 01 Jokowi menghadiri deklarasi dukungan oleh Paguyuban Pengusaha Jawa Tengah di Semarang, Sabtu (2/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Bersilaturahim dengan pengusaha di Jawa Tengah, calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) menyinggung soal fisiknya yang kurus. Jokowi menegaskan bahwa perawakannya bukan penghalang.

Di balik tubuh kurusnya, Jokowi mengatakan ia menyimpan sifat pemberani. Dia tidak akan takut melakukan apapun demi kepentingan nasional, bangsa, dan rakyat Indonesia.

"Tidak ada rasa takut sedikit pun di hati saya. Enggak ada," ujarnya saat berpidato dalam acara Temu Silaturahmi Paguyuban Pengusaha Jawa Tengah dengan Calon Presiden RI Periode 2019-2024 di MG Setos, Semarang, Sabtu.

Jokowi mengatakan, dalam empat tahun terakhir ia sering memilih untuk diam. Ia memastikan, dalam diamnya dia tetap bergerak untuk negeri.

Jokowi pun menceritakan saat ia memerintahkan Menteri KKP Susi Pudjiastuti untuk menenggelamkan kapal-kapal asing yang melakukan praktik illegal fishing di perairan nusantara.

"Saya sampaikan kepada Susi, saya kalau perintah (berarti) sudah saya kalkulasi, ada hitungannya, Susi, kerjakan saja. Lah Susinya juga seperti itu, berani juga," katanya.

Jokowi juga menjawab soal tuduhan antek asing yang menurut dia sangat tidak relevan. Ia menjelaskan pada masa pemerintahannya penguasaan blok-blok migas berhasil dialihkan ke BUMN. Pada 2015, contohnya, Blok Mahakam sudah 100 persen dikuasai Pertamina.

"Saya tanya ke Pertamina, siap enggak ngelola ini? Kalau enggak siap ya enggak apa-apa. Ngomong yang keras. Siap enggak? Siap Pak. Yang keras. Bisa enggak? Bisa Pak. Jangan siap-siap, tapi enggak siap. Berproduksi mudah, tapi memasarkan juga ndak mudah," ujar Jokowi.

Menurut Jokowi, setelah penguasaan Blok Mahakam, pemerintahannya berlanjut ke Blok Rokan yang sebelumnya dikelola Chevron. Dia kembali menantang Pertamina.

"Lalu saya ke Pertamina. Siap enggak? Siap Pak. Kan kamu udah punya Blok Mahakam. Siap Pak. Dan kita juga bisa memenangkan Blok Rokan," katanya.

Jokowi melanjutkan ceritanya dengan menggambarkan kasus Freeport. Dia mengungkapkan sejak awal 2015 negosiasi sudah dimulai. Semula, divestasi alot di angka 30 persen dan bukan mayoritas.

"Tapi saya bilang, saya maunya mayoritas, bukan 30 persen. Ini sudah 40 tahun, kita minta mayoritas," katanya.

Jokowi menambahkan, negosiasi selama tiga tahun bukan sesuatu yang mudah.

"Negosiasi tiga tahun, dipikir gampang? Kalau gampang sudah dari dulu kita ambil. Dipikir enggak ada intrik politik? Yang bener aja. Kalau enggak ada sudah dari dulu diambil," katanya.

Hal itulah yang membuat dirinya merasa beruntung berbadan kurus.

"Untungnya saya kurus, ditekan sini bisa belok. Lama-lama yang nekan ya capek sendiri," katanya.

Sekitar 1.500 pengusaha yang hadir riuh dan tak henti-hentinya bersorak serta bertepuk tangan ketika Jokowi pidato. Mereka sebelumnya membacakan deklarasi dan ikrar untuk mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin sebagai Presiden-Wakil Presiden Periode 2019-2024 yang dipimpin pembacaannya oleh CEO Suara Merdeka Kukrit Suryo Wicaksono.

Hadir mendampingi Jokowi politisi PDIP Pramono Anung, Pendiri dan Ketua Dewan Pembina Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) Jokowi-Ma'ruf, Bahlil Lahadalia, Wakil Ketua TKN Abdul Kadir Karding, Ketua DPC PDIP Kota Semarang Hendrar Prihadi, dan CEO Suara Merdeka Kukrit Suryo Wicaksono.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement