REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lyon memiliki masjid agung ( Grande Mosquée de Lyon) yang cukup besar dan representatif. Masjid ini dibangun melalui proses yang sangat panjang.
Berdasarkan informasi dari situs resminya, masjid ini diresmikan pada 30 September 1994. Peresmian itu dihadiri oleh pejabat Pemerintah Prancis, wali kota Lyon dan Dubes Arab Saudi di Prancis.
Sebagian besar dana berasal dari bantuan Raja Fahd dari Arab Saudi dan negara-negara Islam lainnya. Arsitekturnya dirancang oleh Lyon Ballandras dan Mirabeau. Di masjid ini, mereka menggabungkan arsitektur tradisional Magribi dan kaligrafi bergaya Barat modern.
Baca: Menelusuri Jejak Islam di Lyon
Pembangunan masjid agung ini diawali dengan berdirinya Association Culturelle Lyonnaise Islamo Fran çaise (L’ACLIF) pada 1980 oleh tiga orang tokoh Muslim yaitu Rabah Kheliff, Kamel Kabtane, dan Mohamed Tahar.
Lembaga ini sejenis asosiasi budaya Muslim Prancis di Lyon. Tujuan pendirian lembaga ini adalah untuk merintis pembangunan masjid yang dibangun atas swadaya Muslim di Lyon maupun bantuan dari pemerintah.
Rencana pembangunan masjid itu secara resmi disetujui oleh wali kota Lyon pada 13 Februari 1984. Meski demikian, pembangunan tersebut tetap menimbulkan polemik. Pada 25 September 1989, muncul gerakan demonstrasi penolakan pembangun an Masjid Agung Lyon.
Baca Juga: Populasi Muslim di Lyon Cukup Besar
Saat ini, Masjid Agung Lyon telah berdiri tegak dan menjadi pusat syiar Muslim di Lyon. Masjid ini berada di 146 Boulevard Pinel, Lyon. Selain menjadi tempat ibadah shalat lima waktu, Idul Adha, Idul Fitri, masjid ini juga menjadi tempat pendidikan bagi anak maupun mualaf.
Tersedia pula fasilitas seperti perpustakaan serta pusat informasi Muslim di Lyon. Meski bukan masjid terbesar di Prancis, masjid ini sangat diperhitungkan keberadaannya.